Show simple item record

dc.contributor.advisorBangun, Sabariah
dc.contributor.authorPadang, Andriana Priska
dc.date.accessioned2022-11-18T04:42:30Z
dc.date.available2022-11-18T04:42:30Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61583
dc.description.abstractKodaiskas Perempaan Pakpak Dalam Memperoleh Pradas Formal, stadi deskriptif di Desa Farong Kecamatan Tiada Kabupatra Pakpak Bharat (Andrisas Prisks Padang, 2009) skripsini terdiri dari 5 bab, 99 halaman 7 tabel, dan beberapa lampiran yang terdiri dari peta, at penelitian, pedoman wwwsacars, dan gambar. Keduduhan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari hehidupan seseorang di mana kedudukan ini akan menentukan hak dan hawajiban yang dipikal oleh seorang individu dalam tatanan kehidupan masyarakat sesuai dengan aturan adar maupun hukum yang berlaku Dalam hehidupan sehari-hari seorang individu harus mengerti kedudukanya serta dapat melaksanakan tanggung jawab dan fungsinya masing-masing Di dalam hehidupan berkeluarga antara suami istri, anak laki-laki maupun anak perempuan dibedakan kedudukanya baik hak dan kewajiban mereka. Terutama hadudutan perempuan sebagai anak untuk memperoleh pendidikan formal mengalami diskriminasi dari orang tua maupun saudara lab-lakinya Demikian juga hawajibanya untuk membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah tangga (Domestik) dan bekerja di ladang untuk mencari nafkah meringankan beban ekonomi keluarga harus dilaksanakan perempuan setiap hari. Sedangkan hedudukan laki laki baik sebagai suami maupun anak iabi-lah selalu di garis depan terutama untuk memperoleh pendidikan formal Kedudukan masing-masing individu dalam halarga ini tidak terlepas dari adanya pengaruh ekonomi budaya maupun sosial tempat dimana keluarga ini berada. Penelitian ini dilakukan di desa Parongil, kecamatan Tinada kabupaten Pakpak Bharat di mana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tebrik pendekatan secara hualitaif (wawancara mendalam, observasi partisipasi) Berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat dikatakan bahwa kedudukan perempuan dalam keluarga baik sebagai istri maupun anak perempuan mengalami hendak adilan gender Dalam pembagian kerja perempuan mempuyal peran ganda untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan that bekerja di ladang dalam memenuhi kebutuhan heluarga Sedangkan kaum lak-laki hanya diperiotitaskan oleh ajaran budaya hanya untuk mencari nafkah saja serta harus dihargai dan dihormat, mereka memiliki ketempatan yang sangat besar dalam melanjutkan pendidikan kajenjang yang lebih tinggi supaya dapat menerushe silsilah maupun mengangkat harkat dan martabat keluarga Hak anak perempua dalam memperoleh pendidikan formal selalu di nomorduakan anak perempuan yang mempunyai hainginan untuk melanjutkan pendidikan mengalami hambatan dari orang tua yang lebih mengutamkan pendidikan bagi saudara laki-lakinya Anak perempuan tersebut harus meredam keinginanya demi untuk mendahulukan pendidikan saudara laki-laki dan membantu orang tua membiayai kebutuhan heluarga Dalam kehidupan sehari-hari sangat nyata rendahnya tingkat pendidihan perempuan yang disebabkan oleh orang yang menganggap anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi, abbat rendahnya tingkat pendidikan perempuan chan berdampak terhadap pengurusan rumah tangga dan mendidik anak mereka Demikian juga anak perempuan tidak dibiasakan untuk manja melainkan dituntut lebih mandiri dibandingkan dengan saudara laki-lakinya yang selalu diturutien_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKedudukan Perempuan Etnik Pakpak dalam Memperoleh Pendidikan Formal (Studi Deskriptif di Desa Parongil Kecamatan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM040905024
dc.identifier.nidnNIDN0005015706
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages127 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record