Kontruksi Upacara Sipaha Lima Dalam Kepercayaan Parmalim ( Studi Deskriptif Mengenai Kepercayaan Parmalim Di Desa Pardomuan Nauli Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir )
Abstract
Parmalim merupakan sebuah kepercayaan tua yang ada pada masyarakat
Batak yang masih diyakini sampai saat ini, Parmalim sudah tidak begitu menguat
ketika agama modern masuk ke Tanah Batak oleh Misionaris dari Eropa.
Munculnya aliran kepercayaan di Indonesia yang diantaranya sudah disahkan oleh
negara memberikan motifikasi tersendiri bagi Parmalim untuk diakui secara sah.
Adapun yang menjadi alasan saya untuk melakukan penelitian ini yaitu saya ingin
melihat bagaimana kepercayaan Parmalim membangun kepercayaan mereka
hingga bisa bertahan dan berkembang sampai saat ini dimana para pengikutnya
telah menyebar ke berbagai daerah dan berbaur dengan pengikut agama lain,
tetapi pada saat pelaksanaan ritual kepercayaan mereka yaitu upacara Sipaha Lima
yang dilakukan di pusat kepercayaan Parmalim, mereka dapat berkumpul dan
bersatu di dalam pelaksanaan upacara tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Desa Pardomuan Nauli Hutatinggi, Kecamatan
Laguboti, Kabupaten Toba Samosir khususnya Huta Parmalim yang merupakan
perkampungan kecil yang ada di dalam Desa Pardomuan Nauli Hutatinggi dan
hanya di huni oleh umat Parmalim saja. Daerah ini merupakan tempat tinggal dari
Raja Mulia Naipospos yang dipilih oleh Raja Sisingamaraja untuk meneruskan
ajaran Parmalim, saat ini Huta Parmalim atau yang lebih sering disebut dengan
Hutatinggi menjadi pusat dari kepercayaan Parmalim yang ada di seluruh tanah
air. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan kepercayaan
Parmalim yang semakin berkembang di tengah-tengah agama lain yang telah di
akui oleh negara, tetapi para pengikut kepercayaan ini mampu membangun
kepercayaan mereka hingga dapat bertahan sampai saat ini meskipun kepercayaan
aini hanya diakui oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata saja serta untuk
menambah kepustakaan tentang agama khususnya di bidang Antropologi Religi..
Cara hidup pengikut parmalim yang berbeda dari kelompok etnik lainnya
seperti mentaati aturan agama, bersatu dengan alam, dan memelihara alam dengan
akal dan pikiran membuat cara hidup pengikut Parmalim ini menjadi berbeda
dengan masyarakat lain di luar pengikut Parmalim. Manusia harus mensatukan
dirinya sendiri. Dia adalah multikompleks. Pada kebhinnekaan itu ada macam macam tendensi. Dia harus membangun semuanya itu, sehingga menjadi
kesatuan, keseluruhan, keutuhan, sehingga dia betul-betul menjadi diri sendiri.
Awalnya Ugamo Malim masih dianggap sebagai aliran kepercayaan yang
menyembah berhala atau sipelebegu karena kepercayaan ini tidak sesuai dengan
ajaran agama yang dibawa oleh Dr. IL. Nomensen ke tanah batak, kemudian
kepercayaan ini mulai disebut sebagai Ugamo Malim karena pengikutnya dituntut
untuk hidup suci dan jadi teladan bagi masyarakat, tetapi pengikutnya belum
disebut sebagai Parmalim. Kepercayaan Parmalim memiliki dua upacara
keagamaan yang di rayakan menurut kalender Batak yaitu Upacara Sipaha Sada
dan Upacara Sipaha Lima, dimana kedua Upacara ini merupakan hal yang sangat
penting dan wajib di hadiri oleh seluruh pengikut Ugamo malim dan dilaksanakan
di Huta Parmalim Hutatinggi. Dalam perayaan kedua Upacara ini seluruh
pengikut Ugamo yang berasal dari berbagai daerah hadir dan turut merayakannya
bersama pengikut Ugamo lainnya yang ada di tanah Batak. Sehingga kesatuan dan
kebersamaan diantara sesama pengikut aliran kepercayaan ini tampak sangat jelas,
hal inilah yang membuat mereka menjadi kuat dan bisa tetap bertahan sampai saat
ini.
Salah satu Upacara keagamaan dalam kepercayaan Parmalim yaitu
Upacara Sipaha Lima, Upacara ini merupakan Upacara yang dilakukan pada bulan
kelima pada kalender batak dan sebagai ungkapan rasa Syukur pengikut Ugamo
Malim atas segala rejeki yang telah diberikan oleh Debata Mulajadi Nabolon
kepada seluruh pengikut Ugamo Malim di sepanjang Tahun, sebelum dilakukan
upacara Sipaha Lima yang akan diikuti oleh seluruh Umat Parmalim maka rejeki
yang telah diperoleh terlebih dahulu di doakan di rumah masing-masing ruas, lalu
beberapa hari kemudian dilakukan Upacara Sipaha Lima.
Collections
- Undergraduate Theses [939]