Show simple item record

dc.contributor.advisorAchmad, Nurman
dc.contributor.authorHarefa, Citra P.
dc.date.accessioned2022-11-18T08:03:25Z
dc.date.available2022-11-18T08:03:25Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61847
dc.description.abstractPada hakekatnya tradisi minum tuak, sudah lama berkembang di Pulau Nias. Konsumsi tuak bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Kebiasaan minum tuak bagi masyarakat Suku Nias, bisa dilihat pada pesta adat pernikahan, pemberian minuman kehormatan bagi tamu dari luar daerah, di lafo tuak, maupun konsumsi pribadi. Penelitian ini dilakukan di jalan Binaka Idanögawö km 23,5 Desa Sirete Dusun I, No.108, Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias dimana ada beberapa tempat produksi dalam pengelolaan tuo nifarö. Tuo nifarö merupakan tuak suling minuman tradisional Suku Nias yang memiliki beberapa fungsi seperti: dengan meminum högö duo (kepala tuak) dipercaya dapat menyembuhkan penyakit gula serta bisa dijadikan obat urut, tuo nifarö sering dijadikan sebagai pelengkap pada pesta adat pernikahan suku Nias, produksi tuo nifarö bisa dijadikan sebagai sumber mata pencahariaan dan tuo nifarö sering dijadikan sebagai minuman keakraban bagi suku Nias. Metode etnografi secara holistik bersifat kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan informasi dan penjelasan dari pengetahuan informan yang diterima dari proses pembelajaran dan praktek-praktek dilapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara, observasi, dan partisipasi kepada masyarakat, memiliki pengetahuan terkait masalah penelitian, dan studi kepustakaan. Permasalahan yang dibahas adalah mengenai kearifan lokal dalam pengelolaan tuo nifarö. Tuo nifarö merupakan tuak yang suling dimana cara pengelolaan tuo nifarö berbeda. Tuo nifarö dipercaya, memiliki kadar alkohol yang tinggi dari tuak biasa. Cara pengelolaannya diwariskan oleh nenek moyang dan berdasarkan pengalaman. Begitu juga dengan makna dan fungsi tuo nifarö bagi Suku Nias sangat berarti. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa tradisi minum tuak bagi Suku Nias, sudah lama berkembang dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Suku Nias. Tradisi minum tuak ini, secara tidak langsung membentuk minuman tradisional ataupun minuman kuliner khas Suku Nias. Kesimpulannya adalah kepercayaan masyarakat Nias terhadap tuo nifarö, menjadikan minuman ini memiliki banyak fungsi. Namun fungsi ini mengartikan bagaimana masyarakat memandang apakah minuman ini baik atau tidak tergantung bagaimana orang merespon, disisi lain dampak dari tuo nifarö yakni memabukkan namun disatu sisi juga meminum tuak tidak harus mabuk, seseorang harus bisa mengontrol dan memaknai tradisi dengan positif.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKearifan Lokalen_US
dc.subjectMakna/Fungsien_US
dc.subjectTradisien_US
dc.subjectMasyarakaten_US
dc.titleTuo Nifarö (Studi Etnografi Kearifan Lokal Dalam Proses Produksi Tuo Nifarö di Desa Sirete, Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM110905017
dc.identifier.nidnNIDN0018116702
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages110 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record