Pedagang Buku Bekas Studi Etnografi Asosiasi dan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka Kota Medan

Abstract

Tulisan ini mengkaji mengenai Asosiasi Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka. Secara spesifik mengungkap peran asosiasi pedagang buku mengahadapi Pemerintah Kota Medan, penyebab terjadinya perpecahan antara sesama pedagang buku dan penolakan relokasi yang dilakukan pedagang buku dari pihak Pemerintah Kota Medan. Didalam skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat etnografi, dimana metode ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana kegiatan asosiasi pedagang buku bekas lapangan merdeka. Data yang akan diperoleh berupa data primer yang didapat dari hasil observasi partisipasi, wawancara dan data sekunder dari sumber lain seperti data internal asosiasi pedagang buku maupun dari internet. Hasil penelitian asosiasi pedagang buku bekas lapangan merdeka menunjukan para pedagang dari asosiasi P2BLM sangat terbebani dengan adanya kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan karena ada beberapa anggota P2BLM yang tidak terdaftar di Pemerintah Kota Medan dan tidak mendapat kios pasca revitalisasi. Sedangkan ASPEBLAM sangat mengapresiasi revitalisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Medan karena seluruh Pengurus ASPEBLAM mendapatkan kios pasca revitalisasi. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah Pemerintah Kota Medan seharusnya menjadi pihak yang bisa mendamaikan antara ASPEBLAM dan P2BLM bukan menjadi akar konflik bagi 2 asosiasi tersebut dan untuk pedagang buku seharusnya bersikap lebih dewasa dalam menanggapi suatu masalah jangan mudah dipecah belah oleh Pemerintah Kota Medan. Lebih solid dalam menjalankan asosiasi agar lebih mudah untuk mencapai tujuan bersama.