dc.contributor.advisor | Tambunan, Rytha | |
dc.contributor.author | Simamora, Mickael Alex | |
dc.date.accessioned | 2022-11-18T09:17:38Z | |
dc.date.available | 2022-11-18T09:17:38Z | |
dc.date.issued | 2017 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61975 | |
dc.description.abstract | Pasar berperan penting dalam menggerakan roda perekonomian dibidang
informal, sehingga harus dijaga eksistensinya. Keberadaan pasar sangat disenangi
masyarakat karena memudahkan mencari segala keperluan pokok. Sama seperti
pasar Sutomo, pasar ini sangat ramai dikunjungi oleh para pembeli karena pasar
ini merupakan pasar yang sangat lengkap menjual segala jenis sayur dan buah.
Tetapi keberadaan pasar ini sangat mengganggu karena berada di pinggir jalan
dan ditengah kota, sehingga kemacetan menjadi hal yang biasa dijumpai. Maka
dengan itu Pemerintah akan merelokasi pedagang ketempat yang lebih layak di
pasar Induk. Namun pedagang menolak kebijakan itu sehingga terjadi konflik
antara pedagang dan aparat pemerintah.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Adapun teknik yang
digunakan dalam penghimpunan data yaitu dengan melakukan pengamatan,
wawancara dan data dokumen dari instansi.Pengamatan yang dilakukan berusaha
untuk mengungkap latar belakang terjadinya relokasi dan latarbelakang terjadinya
konflik. Wawancara dilakukan untuk melihat bagaimana pendapat pedagang
tentang kebijakan relokasi dan bagaimana terjadinya konflik itu. Hasil wawancara
berupa tulisan-tulisan dan dokumentasi visual berupa rekaman/foto. Kemudian
data dokumen yang diperoleh dari instansi merupakan data pendukung kebijakan
relokasi dan sejarah pasar.
Hasil dari penelitian ini yaitu konflik terjadi antara pedagang dan
pemerintah terjadi akibat adanya kebijakan relokasi yang dianggap pedagang
merugikan mereka, karena lokasi baru yang disediakan pemerintah dianggap tidak
tepat. Factor lain yang menjadi terjadinya konflik yaitu cara memperoleh lapak
yang sangat sulut didapatkan. Dari penolakan pedagang terhadap kebijakan
tersebut,para pedagang yang tetap berjualan meskipun terus digusur oleh para
aparat mencerminkan pedagang yang menolak kebijakan pemerintah hingga
terjadinya bentrok dengan aparat. Beberapa faktor yang menyebabkan konflik itu
tidak menjadi alasan bagi pedagang untuk takut berjualan di pasar itu, dengan
adanya konflik ini pula semakin memperkuat rasa persaudaraan para pedagang. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Relokasi | en_US |
dc.subject | Konflik | en_US |
dc.subject | Bentrok | en_US |
dc.title | Konflik dalam Relokasi Pasar (Studi Kasus Di Pasar Sutomo,Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM120905069 | |
dc.identifier.nidn | NIDN0029086307 | |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI82201#Antropologi Sosial | |
dc.description.pages | 106 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |