Show simple item record

dc.contributor.advisorBerutu, Lister
dc.contributor.authorPurba, Winggou Siebert
dc.date.accessioned2022-11-18T09:28:54Z
dc.date.available2022-11-18T09:28:54Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/62000
dc.description.abstractSecara historis sistem mata pencaharian bertani merupakan sistem mata pencaharian tertua hanya saja dalam konteks antropologi pertanian yang dimaksud adalah pertanian darat.Hanya saja berangkat dari pemahaman masyarakat sekitar yang menyatakan bahwa pengelolahan keramba jaring apung merupakan suatu sistem mata pencaharian asumsi tersebut mulai diterima keberadaannya bahwa itu juga merupakan suatu bentuk pertanian.Keramba jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan terbuat dari jaring yang dibentuk segi empat atau silindris ada diapungkan dalam air permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau besi, serta sistem penjangkaran. Semua kebudayaan pada suatu waktu berubah karena bermacam-macam sebab.Salah satu sebabnya adalah perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan kebudayaan yang bersifat adaptif. Sebab lain adalah bahwa, melulu karena kebetulan, atau karena sesuatu sebab lain. Suatu bangsa mungkin mengubah pandangannya tentang lingkungannya dan tentang tempatnya sendiri didalamnya. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi etnografi.Penelitian yang bersifat studi etnografi ini menekankan pada pendeskripsian fenomena yang terjadi pada pada objek yang dianalisis. Hasil dari penelitian ini, Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998 dan sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung.Toke di Desa Haranggaol mampu mengumpulkan ikan nila sekitar 20 ton perharinya dari beberapa petani kja. petani keramba jaring apung di desa Haranggaol tidak ada yang mengolah hasil budidaya ikan nilanya. Mereka hanya membudidayakan saja, ketika sudah siap untuk dipanen mereka langsung menjualnya kepada toke. Masyarakat desa Haranggaol sebagain besar menggantungkan hidupnya dengan cara bertani yaitu membudidayakan ikan dengan metode keramba jaring apung. Mereka memanfaatkan Danau Toba sebagai tempat membudidayakan ikan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPertanianen_US
dc.subjectKeramba Jaring Apungen_US
dc.titlePengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM120905056
dc.identifier.nidnNIDN0017076006
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages107 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record