Show simple item record

dc.contributor.advisorIrfan
dc.contributor.authorKhairani Bb, Nimrah
dc.date.accessioned2022-11-18T09:40:43Z
dc.date.available2022-11-18T09:40:43Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/62026
dc.description.abstractPemulung barang bekas identik dengan gelandangan, yang sebahagian masyarakat umum memendang pekerjaan ini adalah suatu pekerjaan yang hina dan dina. Tetapi bagi mereka pekerjaan ini mempunyai makna yang sangat besar karena dilakukan dengan cara yang halal. Bukan gelandangan yag melakukan pekerjaan sebagai pencuri atau menjadi WTS / Pelacur. Walaupun mereka berada pada status sosial yang paling bawah, namun mereka tetap memiliki kebahagiaan dan harapan-harapan yang cerah untuk masa depan. Mereka tabah dan kuat menghadapi tantangan hidup dalam kehidupan sekaligus selalu berusaha membangun dan memupuk harapan-harapan, walaupun kehidupan hari esok belum tentu lebih baik dari hari ini. Predikat “Laskar Mandiri” masih terasa berat untuk dipikul, karena uluran tangan yang begitu sangat diharapkan kini belum terealisasi makna dan wujudnya dari hasil penelitian, pemulung barang bekas yang berada di Tempat Pembuangan Akhir Sampah untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, mereka menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan akrab dengan berbagai pihak bersama-sama dengan mereka di tempat bekerja. Hubungan antara sesama pemulung barang bekas adakalanya bekerjasama mengumpulkan barang bekas bagi mereka yang mempunyai status bujangan biasa. Bentuk kerja sama ini hanya bersifat sementara, demikian juga dengan anggota anggota kelompoknya. Dengan kata lain, pembentukan kelompok ini berdasarkan atas kesepakatan bersama pada hari yang cerah dengan membentuk atau menentukan orang-orang yang akan memulung ke tiap-tiap sektor. Jumlah anggota kelompok ini beraneka ragam dan biasanya mencapai 4 sampai 5 orang. Pemilihan untuk bergerak disektor informal adalah hal yang logis. Minimnya tingkat pendidikan membuat mereka tersingkir dari persaingan memperebutkan pekerjaan di sektor formal. Sedangkan apabila mereka bekerja di sektor informal khususnya sebagai pemulung barang bekas tidak membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Ditambah lagi adanya ikatan primordial antara mereka yang berasal dari satu etnik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKehidupan Sosial Ekonomi Pemulung (Studi Antropologi Tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung Etnik Batak di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM020905007
dc.identifier.nidnNIND0004116405
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages118 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record