Kinerja Lembaga Legislatif Perempuan Dalam Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Kasus DPRD Provinsi Sumatera Utara 2009-2010)
View/ Open
Date
2011Author
Latifah, Asti
Advisor(s)
Situmorang, Tonny Pangihutan
Fauzan, Indra
Metadata
Show full item recordAbstract
Skripsi ini berjudul Kinerja Lembaga Legislatif Perempuan Dalam
Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Tentang Kinerja DPRD Provinsi
Sumatera Utara 2009-2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan mendeskripsikan Kinerja Perempuan Dalam Menjalankan Fungsinya Sebagai
Anggota Legislatif Yakni, Legislasi, Anggaran Dan Pengawasan Di DPRD
Provinsi Sumatera Utara serta Meneliti Hambatan Yang Dialami Anggota
Legislatif Perempuan Dalam Menjalankan Fungsinya Sebagai representasi
kepentingan perempuan di Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diolah dari hasil pengamatan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DPRD
serta pihak-pihak yang terkait dengan pelaksaan fungsi legislatif perempuan
untuk merespon kepentingan perempuan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Sedangkan data Sekunder diperoleh dari dokumen lembaga DPRD Provinsi
Sumatera Utara. Unit analisis dalam penelitian ini adalah DPRD Provinsi
Sumatera Utara sebagai suatu lembaga organisasi, adapun Variabel dalam
penelitian ini adalah hasil kerja yang dicapai oleh lembaga DPRD sesuai dengan
fungsi dan tugasnya yang melaksanakan Akuntabilitas, Responsivitas Dan
Efektivitas. Sedangkan yang menjadi variabel dependent adalah sejauh mana
fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan dijalankan oleh anggota legislatif
perempuan dalam merespon kepentingan perempuan di DPRD Provinsi Sumatera
Utara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja anggota legislatif
perempuan dalam merespon kepentingan perempuan di DPRD Provinsi
Sumatera Utara tahun 2009-2010 masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari belum
ada kinerja yang kinerja yang di hasilkan dalam menjalankan fungsi legislatif,
anggaran dan pengawasan. Dalam setahun menjalankan kinerja anggota legislatif
perempuan kurang berhasil menjalankan fungsinya. Dapat dilihat dari belum
adanya Perda Inisiatif yang berhasil dibuat guna merespon kepentingan
perempuan. Demikian dengan fungsi Anggaran dimiliki anggota Dewan belum
berjalan sesuai apa yang diharapkan masyarakat. APBD masih belum berpihak
pada perempuan yang tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan lebih banyak
membutuhkan biaya untuk bidang-bidang yang esensial. Seperti dalam bidang
kesehatan dan untuk mengejar ketertinggalan perempuan yang selama ini
terabaikan. Menjalankan fungsi pengawasan tentunya terlebih dahulu melahirkan
peraturan perundangan-undangan yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
pengawasan terhadap pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Sehingga, karena
Perda belum ada yang dihasilkan maka sejauh ini pengawasan yang dilakukan
sejauh ini masih pengawasan terhadap SKPD yang berkaitan tentang Gender.
Belum maksimalnya kinerja anggota legislatif perempuan juga tidak lepas dari
tingkat pendidikan dan pengalaman di bidang politik. Sehingga dibutuhkan
Sumber Daya Manusia yang memiliki potensi. Perlunya rekrutmen yang jelas
dari partai politik juga sangat menentukan kualitas para calon Legislatif, yang
berfungsi sebagai representasi rakyat.
Collections
- Undergraduate Theses [1048]