dc.description.abstract | Tulisan ini menjelaskan bagaimana makna sesajen pada penganut agama
Hindu etnis Karo, jenis dan bentuk sesajen yang digunakan, serta cara
persembahan sesajen. Sesajen tersebut dipersembahkan kepada Tuhan, dewa, roh
leluhur yang disebut sebagai begu jabu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif yang bersifat menggambarkan (deskripsi). Untuk memperoleh informasi
tentang makna, bentuk dan jenis, serta cara persembahan sesajen. Peneliti
melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci seperti pemimpin umat
Hindu, kepala desa, dan beberapa umat Hindu sendiri (baik dari yang ada di desa
maupun diluar desa). Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan - kegiatan
yang dilakukan oleh umat Hindu, khususnya etnis Karo dalam hal upacara
pemberian sesajen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan bentuk sesajen yang
digunakan adalah berupa bunga yang bermakna cinta kasih, ketulusan, rasa
hormat. Buah - buahan memiliki makna hasil jerih payah manusia di dalam
berkerja yang akan dipersembahkan. Air merupakan sarana penyucian jiwa dan
badaniah seseorang. Api yang di simbolkan dalam bentuk dupa yang memiliki
makna sebagai peghubung antara pemuja dengan yang dipuja, sebagai saksi
penghantar persembahan, serta penetalisir dari roh - roh jahat. Beras sebagai
lambang kemakmuran dan kesuburan. Minyak wangi sebagai lambang ketenangan
jiwa, pengendalian diri, serta sebagai penambah kaharuman dari sesajen. Makanan
berupa roti dan makanan tradisional lainnya merupakan makna dari hasil
kreatifitas dan pengetahuan manusia, dan sebagai pelengkap dan memperindah isi
dari sesajen. Uang perak sebagai lambang dari kemakmuran. Kurban ayam
memiliki makna menjaga hubungan keharmonisan manusia dengan alam yang
menjadi tempat tinggal dan berkerja.
Berbagai macam tata cara pemberian sesajen yang dilakukan yaitu pada
saat persembahyangan dan odalan, dilakukan dengan meletakkan sesajen pada
padmasana dan penglurah. Pada hari Saraswati, sesajen diletakkan diatas kitab
suci dan buku - buku ilmu pengetahuan. Sesajen yang digunakan pada saat nabur
bunga, diletakkan pada makam saudara ataupun leluhur, dan dalam upacara
erpangir ku lau, sesajen yang telah dipersiapkan digunakan dengan cara
memandikannya. Semua kegiatan sesajen tersebut merupakan perwujudtan rasa
bakti dan hormat seseorang terhadap Tuhan dan segala manifestasi-Nya yaitu
Dewa dan dewi, serta roh leluhur ( begu jabu ). | en_US |