WUKU (Kearifan Lokal Penanggalan Musim dalam Kegiatan Pertanian pada Orang Bali di Pegajahan)
View/ Open
Date
2011Author
Nugrah, Andri
Advisor(s)
Sembiring, Sri Alem Br.
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebudayaan tidak akan ada tanpa adanya manusia, karena manusia adalah
faktor penting dalam pembentukan kebudayaan. Manusia harus menjaga
hubungannya dengan ekosistem disekitarnya agar dapat bertahan hidup (Keesing
1992:146). Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan cenderung memiliki
suatu kearifan tradisional. Kearifan tradisional dikonstruksi oleh sekelompok
masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungannya. Hal ini wajar terjadi karena
manusia memiliki pola pikir dan akal untuk membuat strategi pertahanan dalam
melawan ataupun bersahabat dengan lingkungan tempat dia hidup.
Salah satu cara manusia mempelajari alam adalah melalui naluri manusia
dalam membaca alam sekitarnya; misalnya dengan melihat gejala-gejala alam
yang terjadi, manusia dapat memprediksikan apa yang akan terjadi di alam
Kegiatan manusia ini tidak terlepas dari kegiatan berhitung atau matematika atau
sekarang lebih dikenal dengan sebutan etnomatematik.Sadar atau tidak sadar
semua kegiatan manusia di dunia ini dilakukan atas dasar perhitungan yang tepat
sesuai dengan kondisi alam tempat dia tinggal. Salah satu contoh kajian
etnomathematik adalah dalam bidang arsitektur, dimana perhitungan-perhitungan
baku yang tepat dilakukan untuk membangun rumah dan bangunan lain agar kuat dan tidak mudah rusak
Collections
- Undergraduate Theses [939]