Show simple item record

dc.contributor.advisorAgustrisno
dc.contributor.authorGinting, Romi Oktolius
dc.date.accessioned2022-11-19T08:40:09Z
dc.date.available2022-11-19T08:40:09Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/62355
dc.description.abstractGinting, Romi Oktolius, 2008, Tembut-Tembut (Arti Simbolik dan Terian Tembut-Tembut) Studi Kasus di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Skripsi ini berjudul Tembut-Tembut (Arti Simbolik dan Tarian Tembut Tembut ) Studi Kasus di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arti simbolik yang terkandung dalam tarian topeng tembut-tembut pada masyarakat Karo. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskripsi untuk mengumpulkan data dan informasi kualitatif, untuk menjelaskan secara terperinci mengenai arti simbolik dari Tarian Topeng Tembut-Tembut, proses pembuatan topeng dan peran topeng tembut-tembut dalam Masyarakat Karo,untuk mengumpulkan data lapangan dilakukan metode wawancara dan observasi lapangan. Data yang di peroleh tersebut akan di analisis secara kualitatif. Proses analisa data pada penelitian ini di mulai dengan menelaah seluruh data yang di peroleh dari observasi dan wawancara, kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan kebutuhan dalam menjawab permasalahan yang seterusnya di susun secara sistematis agar lebih mudah di pahami. Penelitian ini menggunakan teori simbol dari Victor Turner, dimana simbol didefenisikan sebagai sesuatu yang dianggap, dengan persetujuan bersama, sebagai sesuatu yang memberikan sifat alamiah atau mewakili dan mengingatkan kembali dengan kualitas yang sama dalam membayangkan dalam kenyataan atau pikiran. Simbol sangat merangsang perasaan seseorang dan berpartisipasi dalam arti dan kekuatan yang sedang disimbolkan. Dari penelitian ini diperoleh bahwa saat ini penggunaan Topeng Tembut Tembut lebih berorientasi sebagai media hiburan pada Masyarakat Karo, sementara awalnya topeng ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai media Ndilo Wari Udan dan media hiburan. Topeng Tembut-Tembut yang terdiri dari lima karakter tokoh yang berbeda dan memiliki peran tersendiri. Namun dalam pertunjukannya kelima topeng tersebut tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena dalam setiap rangkaian acara pertunjukan Tembut-Tembut, kelima karakter ini saling melengkapi. Tembut-tembut saat ini biasanya hanya digunakan sebagai sarana hiburan saja, misalnya pertunjukan pada acara-acara tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Karo baik yang berada di Desa Seberaya maupun di luar Desa Seberaya. Selain itu digunakan juga sebagai sarana mengumpulkan massa atau masyarakat dalam rangka acara tertentu. Tembut-tembut yang dulunya banyak mengandung unsur mistik, kini dianggap sebagai hiburan bagi warga yang melihatnya. Hanya pada acara tertentu saja, misalnya dilakukannya kembali acara Ndilo Wari Udan, maka tembut-tembut yang fungsinya untuk Ndilo Wari Udan akan dimunculkan kembali. Namun hal ini tentunya sudah sangat jarang terjadi, karena masyarakat saat ini adalah masyarakat modern yang percaya pada hal-hal yang logika.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleTembut- Tembut ( Arti Simbolik dan Tarian Tembut-Tembut ) Studi Kasus di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM020905011
dc.identifier.nidnNIND0023086006
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages81 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record