dc.description.abstract | Ginting, Romi Oktolius, 2008, Tembut-Tembut (Arti Simbolik dan Terian
Tembut-Tembut) Studi Kasus di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Kabupaten
Karo,
Skripsi ini berjudul Tembut-Tembut (Arti Simbolik dan Tarian Tembut Tembut ) Studi Kasus di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arti simbolik yang
terkandung dalam tarian topeng tembut-tembut pada masyarakat Karo.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskripsi untuk
mengumpulkan data dan informasi kualitatif, untuk menjelaskan secara terperinci
mengenai arti simbolik dari Tarian Topeng Tembut-Tembut, proses pembuatan
topeng dan peran topeng tembut-tembut dalam Masyarakat Karo,untuk
mengumpulkan data lapangan dilakukan metode wawancara dan observasi
lapangan. Data yang di peroleh tersebut akan di analisis secara kualitatif. Proses
analisa data pada penelitian ini di mulai dengan menelaah seluruh data yang di
peroleh dari observasi dan wawancara, kemudian mengklasifikasikannya sesuai
dengan kebutuhan dalam menjawab permasalahan yang seterusnya di susun secara
sistematis agar lebih mudah di pahami.
Penelitian ini menggunakan teori simbol dari Victor Turner, dimana simbol
didefenisikan sebagai sesuatu yang dianggap, dengan persetujuan bersama,
sebagai sesuatu yang memberikan sifat alamiah atau mewakili dan mengingatkan
kembali dengan kualitas yang sama dalam membayangkan dalam kenyataan atau
pikiran. Simbol sangat merangsang perasaan seseorang dan berpartisipasi dalam
arti dan kekuatan yang sedang disimbolkan.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa saat ini penggunaan Topeng Tembut Tembut lebih berorientasi sebagai media hiburan pada Masyarakat Karo,
sementara awalnya topeng ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai media Ndilo
Wari Udan dan media hiburan. Topeng Tembut-Tembut yang terdiri dari lima
karakter tokoh yang berbeda dan memiliki peran tersendiri. Namun dalam
pertunjukannya kelima topeng tersebut tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena
dalam setiap rangkaian acara pertunjukan Tembut-Tembut, kelima karakter ini
saling melengkapi.
Tembut-tembut saat ini biasanya hanya digunakan sebagai sarana hiburan
saja, misalnya pertunjukan pada acara-acara tahunan yang diselenggarakan oleh
masyarakat Karo baik yang berada di Desa Seberaya maupun di luar Desa
Seberaya. Selain itu digunakan juga sebagai sarana mengumpulkan massa atau
masyarakat dalam rangka acara tertentu.
Tembut-tembut yang dulunya banyak mengandung unsur mistik, kini
dianggap sebagai hiburan bagi warga yang melihatnya. Hanya pada acara tertentu
saja, misalnya dilakukannya kembali acara Ndilo Wari Udan, maka tembut-tembut
yang fungsinya untuk Ndilo Wari Udan akan dimunculkan kembali. Namun hal
ini tentunya sudah sangat jarang terjadi, karena masyarakat saat ini adalah
masyarakat modern yang percaya pada hal-hal yang logika. | en_US |