| dc.description.abstract | Pulau Samosir merupakan suatu kawasan yang terletak di tengah-tengah Daerah
Tangkapan Air Danau Toba. Pulau Samosir memiliki topografi yang sebagian besar
merupakan perbukitan, pegunungan dan daerah-daerah bergelombang. Dan pulau Samosir ini memiliki jenis tanah yang rawan terhadap erosi. Dari kondisi umum pulau
Samosir tersebut diprediksi bahwa di pulau ini terjadi erosi yang cukup tinggi.
Pengelolaan vegetasi, khususnya vegetasi hutan dapat mempengaruhi waktu dan
penyebaran aliran air. Beberapa pengelola DAS beranggapan bahwa hutan dipandang
sebagai pengatur aliran air (steamflow regulator), artinya bahwa hutan dapat
menyimpan air selama musim hujan dan melepasnya pada musim kemarau (Asdak,
2002).
Reboisasi dan penghijauan yang dilakukan melalui penanaman dengan
menggunakan jenis tanaman yang sesuai dengan fungsi hutan, lahan, dan agroklimat
setempat diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan sosial yang
seimbang. Terlaksananya pembuatan tanaman reboiasasi dan hutan rakyat diharapkan
mampu memulihkan fungsi hutan sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan,
pelestarian plasma nutfah, pengatur tata air, yang selanjutnya dapat mendukung
kelestarian produksi dan kualitas sumber daya hutan, perbaikan iklim mikro dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sumarwoto, 1992).Program RHL harus bersifat inovatif, kreatif dan disesuaikan dengan
karakteristik ekologi maupun sistem sosial budaya masyarakat dengan mengadopsi
konsep evolusi program menuju kesempurnaan. Program RHL merupakan program para
pihak yang dilandasi oleh kesadaran bersama akan budaya pohon melalui kegiatan
rehabilitasi lingkungan hutan.
Hal inilah yang mendasari penulis melakukan penelitian, untuk mengkaji lebih
dalam teknik penanaman yang lebih tepat, kreatif dan inovatif dalam melakukan RHL
sehingga pelaksanaan RHL lebih efektif dalam hal penanaman baik ditinjau dari segi
waktu, tenaga kerja, keberhasilannya dan dari segi biaya. | en_US |