Strategi Perusahaan Umum (Perum) Damri Kantor Cabang Medan Dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang)

Abstract

Berdasarkan UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pemerintah bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat. Untuk menjawab kebutuhan akan angkutan umum masyarakat di Provinsi Sumatera Utara, Kementrian Perhubungan menghibahkan 30 bus kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara yang diresmikan sebagai Bus Trans Mebidang dan mulai beroperasi pada November 2015. Untuk mendukung peleyanan Bus Trans Mebidang ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menetapkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 31 tahun 2014 tentang Pelayanan Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan di Wilayah Perkotaan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Trans Mebidang merupakan sebuah sistem Bus Rapid Transit (BRT) di provinsi Sumatera Utara yang beroperasi di Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang.Untuk pengelolaan dan pengoperasian Trans Mebidang yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Medan telah diserahkan sepenuhnya kepada Perum DAMRI.Perum DAMRI Kantor Cabang Medan memiliki strategi yang telah diterapkan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.Namun dalam penerapan strategi ini masih banyak hambatan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.Penelitian ini dilakukan pada Februari 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Peum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang sudah cukup baik, namun masih terkendala dana operasional yang kurang memadai, fasilitas pendukung seperti kuantitas halte yang masih minim dan penempatan halte yang kurang strategis, serta rute atau trayek Bus Trans Mebidang yang masih minim.