Pola Interaksi Sosial Tuna Rungu Wicara ( Studi Deskriptif di Uptd Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematangsiantar )
View/ Open
Date
2013Author
Pakpahan, Surya Darma P
Advisor(s)
Suriadi, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Setiap manusia senantiasa membutuhkan keberadaan orang lain untuk
menunjang keberlangsungan hidupnya. Kenyataan ini mengharuskan manusia
melakukan interaksi dan komunikasi dengan sesamanya, yang pada penyandang
diasbilitas tuna rungu wicara terjadi melalui saluran komunikasi khusus.
Ketidakberfungsian atau lemahnya kemampuan indera pendengaran dan oral
memaksakan mereka untuk lebih memaksimalkan penggunaan bahasa non-verbal
dalam berinteraksi, bahkan kepada orang normal yang cenderung sulit untuk
memahaminya. Tak jarang, penyikapan dan perlakuan terhadap penyandang tuna
rungu wicara cenderung diskriminatif, walaupun dalam bentuk yang lebih halus
seperti penerimaan apa adanya, diterlantarkan atau tidak mendapat pendidikan yang
wajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola intetaksi penyandang tuna
rungu wicara serta untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi dan bahasa
mereka dalam berinteraksi.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk memberi gambaran
atau mendeskripsikan tentang pola interaksi sosial tuna rungu wicara yang sedang
menerima pelayanan sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia
Pematangsiantar, dengan unit analisis data berjumlah 12 orang warga binaan sosial.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif,
yaitu dengan mereduksi data, menyajikan data, dan pengambilan keputusan dan
verifikasi untuk mengetahui pola interaksi serta kehidupan sosial penyandang tuna
rungu wicara.
Hasil analisis data menyimpulkan bahwa pola interaksi sosial yang terjadi
dalam kehidupan sosial tuna rungu wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu
Wicara dan Lansia Pematangsiantar adalah kerjasama dan pertentangan. Penelitian
ini juga menyimpulkan bahwa tingkat kemampuan bahasa dan komunikasi tuna
rungu wicara baik secara lisan maupun tulisan tergolong masih sangat rendah, yang
cenderung disebabkan oleh rendahnya intensitas interaksi dengan orang normal,
rendahnya intensitas tuna rungu wicara dalam membaca, serta belum adanya program
atau kegiatan bina wicara.
Collections
- Undergraduate Theses [1147]