Show simple item record

dc.contributor.advisorSutrisno, Eddy
dc.contributor.advisorBuchari, Frank Bietra
dc.contributor.advisorTarigan, Utama Abdi
dc.contributor.authorChristian, Raymond
dc.date.accessioned2022-11-22T04:12:28Z
dc.date.available2022-11-22T04:12:28Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/63188
dc.description.abstractHasil: Pada penelitian ini didapat luas Iuka hari ke 5 pada kelompok kontrol sebesar 3,34±0,28 , pada kelompok madu sebesar 3,16±0,54, dan pada kelompok silver sulfadiazin sebesar 3,29±0,13. Luas Iuka hari ke 14 pada kelompok kontrol sebesar 1,56±0,69, pada kelompok madu sebesar 0,04±0,07, dan pada kelompok silver sulfadiazin sebesar 1,04±0,43. Selisih luas Iuka antara hari ke 5 dan hari ke 14 pada kelompok kontrol sebesar 1,78±0,73, pada kelompok madu sebesar 3,11±0,58, dan pada kelompok silver sulfadiazin sebesar 2,25±0,45. Terlihat perbedaan yang signifikan pada perbandingan luas Iuka pada kelompok kontrol, kelompok madu dan kelompok silver sulfadiazin antara hari ke 5 dengan hari ke 14 yang secara statistik bermakna (P=0,05). Pada gambaran histologi jaringan Iuka kelompok kontrol pada hari ke 14 dijumpai gambaran diskontinuitatum yang luas dan banyak pada epithel. Selain itu, dijumpai gambaran sel-sel radang baik sel- sel Polimorfonuklear (PMN) dan sel-sel Mononuklear (MN) yang masih banyak serta tampak banyak pembuluh darah yang vasodilatasi. Pada gambaran mikroskopis ini juga didapati jaringan kolagen dan fibroblast yang belum dominan dengan jarak yang masih renggang dan tidak teratur. Pada gambaran histologi jaringan Iuka kelompok tikus dengan pemberian madu pada hari ke 14 dijumpai bahwa epitelisasi jaringan yang kontinuitatum yang telah mengalami hiperkeratosis. Selain itu, tidak dijumpai sel-sel radang baik sel-sel PMN dan sel-sel MN sertajumlah pembuluh darah dalamjumlah minimal dan tidak melebar. Hal ini menunjukan tidak adanya proses inflamasi. Pada gambaran mikroskopis juga didapati jaringan kolagen dan fibroblast lebih prominen dan teratur. Pada kelompok tikus dengan pemberian silver sulfadiazin pada hari ke 14 menunjukan gambaran diskontinuitatum jaringan epitelisasi namun tidak seluas pada kelompok kontrol. Selain itu, dijumpai gambaran sel-sel radang baik sel-sel PMN dan sel-sel MN serta vasodilatasi pembuluh darah namun jumlahnya tidak sebesar pada kelompok kontrol. Pada gambaran mikroskopis juga didapati jaringan kolagen dan fibroblas yang banyak namun belum padat dan teratur sertajaraknya belum rapat. Simpulan: Penyembuhan luas Iuka bakar dengan madu topikal lebih signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok silver sulfadiazin. Secara histologi, penyembuhan Iuka paling baik pada pemakaian madu topikal dan tanpa disertai inflamasi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectLuka Bakaren_US
dc.subjectMaduen_US
dc.subjectSilver Sulfadiazinen_US
dc.titlePerbandingan Khasiat Madu dengan Silver Sulfadiazin pada Penyembuhan Luka Bakar Superficial dan Partial Thicknessen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11707#Ilmu Bedah
dc.description.pages72 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record