Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.advisorMunthe, Hadriana Marhaen
dc.contributor.authorWirawan, Anggre
dc.date.accessioned2022-11-22T05:29:23Z
dc.date.available2022-11-22T05:29:23Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/63294
dc.description.abstractKeterbatasan akses masyarakat perkebunan ke kota dikarenakan jarak yang jauh mengakibatkan terhambatnya usaha mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi pedagang-pedagang terutama yang beretnis Minang melihatnya sebagai peluang usaha. Jarak serta lokasi yang tidak mudah karena infrastruktur jalan yang buruk, berlubang, masih berbatu, berdebu bahkan jika hujan akan berlumpur tidak menghambat mereka berjualan ke pekan-pekan di perkebunan. Dalam aktivitas perdagangannya, hambatan-hambatan yang ada dapat dihadapi para pedagang pekan etnis Minang dengan memperkuat jaringan serta dengan adanya bentuk-bentuk moral ekonomi yang terbangun pada para pedagang. Keadaan yang demikian juga terlihat pada pedagang pekan etnis Minang yang berjualan di wilayah perkebunan sekitar Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan yang membangun jaringan sosial serta mengedepankan nilai-nilai moral ekonomi dalam aktivitas perdagangannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis serta melihat pola jaringan sosial yang terbangun serta aspek-aspek moral ekonomi yang terbangun pada pedagang-pedagang etnis Minang yang berjualan dengan sistem pekanan serta usaha mereka untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, pengamatan partisipan serta studi kepustakaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha berjualan ke pekan-pekan yang dijalani sebagian masyarakat Minang di Kota Pinang telah berlangsung sejak 17 tahun yang lalu, dipelopori oleh Bapak Sudirman Pili yang merupakan orang Minang pertama yang merintis usaha tersebut. Kedatangan para pedagang di pekan perkebunan telah mengakibatkan munculnya dampak ekonomis dan dampak sosial di sekitar daerah pekan. Dampak ekonomisnya adalah bergeraknya roda perekonomian di sekitar daerah pekan sedangkan dampak sosial dari keberadaan pekan adalah dijadikannya lokasi pekan sebagai sarana transformasi dan nilai-nilai ke wilayah perkebunan yang jauh dari pusat kota. Jaringan yang terbentuk antara pedagang pekan etnis Minang di Kota Pinang adalah jaringan yang berdasarkan atas garis keluarga, satu suku dan satu kampung. Jaringan ini memudahkan mereka dalam menjalankan usaha dagang ke pekan-pekan karena dengan jaringan yang kuat maka permasalahan serta kesulitan yang dihadapi terkait masalah dagang dapat diselesaikan bersama-sama. Sedangkan moral ekonomi pedagang pekan etnis Minang dapat terlihat dari prinsip samo-samo tagak yang dipegang teguh oleh para pedagang, penetapan harga jual yang ditetapkan pedagang kepada pembeli dan pelanggannya serta adanya resiprositas dan keikhlasan para pedagang untuk berjualan ke lokasi pekanan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleJaringan Sosial dan Moral Ekonomi Pedagang Pekan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang yang berjualan di Perkebunan wilayah Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080901044
dc.identifier.nidnNIDN0026056308
dc.identifier.nidnNIDN0025056802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages135en_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record