Show simple item record

dc.contributor.advisorSudarwati, Lina
dc.contributor.advisorSitorus, Henry F
dc.contributor.advisorRosmiani
dc.contributor.authorWinardi, Haru
dc.date.accessioned2022-11-25T03:47:42Z
dc.date.available2022-11-25T03:47:42Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/65080
dc.description.abstractSaat ini begitu banyak lembaga-lembaga ekonomi yang beroperasional dengan memakai sistem syari’ah. Pada saat terjadinya krisis yang melanda negri ini dimana pada saat itu bank-bank konvensional kehilangan keseimbangan akibat inflasi, hanya bank yang memakai sistem syari’ah yang mampu bertahan pada situasi sulit saat itu. Umat Islam yang mayoritas di Indonesia seharusnya menjadi lahan yang subur bagi perkembagan sistem syari’ah akan tetapi justru perkembangan sistem syari’ah di Indonesia jauh tertinggal oleh negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Lembaga lembaga ekonomi yang memakai sistem syari’ah diantaranya adalah bank, leasing, asuransi, perhotelan dan swalayan. Untuk yang terakhir ini swalayan Madinah Syari’ah adalah satu-satunya swalayan di Indonesia yang memakai sistem syari’ah dalam operasionalisasinya. Kehadirannya di tengah-tengah menjamurnya swalayan konvensional dengan membawa isu halal serta alasan orang berbelanja disana membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kombinasi antara dua pendekatan penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dengan memakai pendekatan studi deskriptif yaitu untuk menggambarkan apa yang peneliti temukan di lapangan. Adapun alasan penulis memakai dua metode penelitian disini adalah untuk lebih dapat melihat lebih jauh gambaran tentang keberadaan swalayan syari’ah dan orientasi konsumen berbelanja di swalayan syari’ah. Lokasi penelitian yaitu di swalayan Madinah Syari’ah yang terletak di Plaza Millenium jalan Kapten Muslim, Medan. Dengan unit analisis pemilik dari swalayan Madinah Syari’ah dan juga para konsumen yang berbelanja di swalayan Madinah Syari’ah. Dari hasil penelitian di swalayan Madinah Syari’ah diketahui bahwa swalayan ini didirikan bukan hanya karena sebagai salah satu strategi pemasaran akan tetapi dengan usaha pemiliknya melakukan rebranding Macan syari’ah dari Macan group dan merubah namanya menjadi Madinah Syari’ah membuktikan keseriusan pemiliknya untuk menjalankan operasionalisasi swalayannya secara menyeluruh sesuai dengan ajaran Islam. Dimana mereka hanya menjual produk yang bersertifikasi halal dan yang mereka yakini bahwa produk itu adalah halal. Sedangkan bagi para konsumen yng memilih berbelanja di sini karena produk yang dijual halal, karena ajaran agama, karena sistem bagi hasil dan juga karena suasana Islami yang mampu dihadirkan oleh swalayan Madinah Syari’ah inen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKeberadaan Swalayan Syari’ah dan Orientasi Nilai Konsumen Berbelanja di Swalayan Syari’ah (Studi Deskriptif pada Swalayan Madinah Syari’ah yang Berlokasi di Plaza Milenium Medan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM020901036
dc.identifier.nidnNIDN0026026003
dc.identifier.nidnNIDN0028026603
dc.identifier.nidnNIDN0018036602
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages114en_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record