Show simple item record

dc.contributor.advisorDaulay, Harmona
dc.contributor.advisorManurung, Ria
dc.contributor.authorPane, Zulfahriani Putri S
dc.date.accessioned2022-11-25T06:28:32Z
dc.date.available2022-11-25T06:28:32Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/65271
dc.description.abstractRufaqa adalah gerakan sosial sekaligus merupakan sekelompok muslim yang lahir untuk mengbendung meluasnya pengaruh kehidupan moderen yang berkiblat kepada peradaban barat yang sekuler dan materialistik serta individualis, hal ini setidaknya dibuktikan dari ungkapan pemimpin tertinggi Rufaqa, Ashaari Muhammad yang mengaku prihatin dengan kondisi umat Islam yang jauh dari nilai-nilai Islam tetapi dekat dengan nilai-nilai barat (Arifin.dkk,1996:121). Dan akhirnya Rufaqa mampu membangun eksistensi diri sebagai komunitas Islamiyah di tengah pengaruh kemoderenan dengan tidak meninggalkan nilai keislaman. Rufaqa melihat adanya suatu bahaya dari kemungkinan terpuruknya ekonomi kaum muslim yang belum maksimal dengan adanya system ekonomi kapitalis yang sangat menggurita. Oleh sebab itu, Rufaqa memacu orang-orang di dalamnya untuk mampu bersaing dalam bidang ekonomi dunia secara sehat dan menanamkan etos kerja di antara anggotanya bahwa berekonomi itu sebagai bagian dari ibadah. Akhirnya Rufaqa mampu membangun sebuah komunitas keislaman yang memiliki etos kerja tinggi serta mempu pula membangun sebuah konglomerasi ekonomi yang bersifat koperatif. Dengan demikian, fakta membuktikan jika secara mayoritas terdapat suatu prasangka negatif atau menurut Qodri Azizy (2004:24) adanya kontradiktif antara semangat ajaran Islam dengan realita umatnya, yang menganggap bahwa orang-orang Islam sebagai umat pemalas yang tidak mungkin dapat bersaing dengan orang-orang diluarnya tidak berlaku bagi komunitas Rufaqa. Dengan ini, komunitas Rufaqa yang diprakarsai oleh Ashaari Muhammad dapat dilihat sebagai “perlawanan” akan prasangka negatif terhadap sebagian umat Islam terutama dijabarkan melalui pembinaan-pembinaan mentalitas keagamaan dan tentu saja pada perbaikan tingkat kehidupan serta perekonomian orang-orangnya. “Perlawanan” Rufaqa akan prasangka negatif tersebut terlihat juga dari sejumlah gagasan dan konsep yang dilontarkan oleh satu-satunya pemimpin tertinggi Rufaqa yaitu Ashaari Muhammad yang menolak setiap konsep yang berasal dari barat seperti kapitalisme. Dan untuk menunjukkan bahwa orang-orang Islam itu tidak lebih inferior dibanding bangsa-bangsa barat, Rufaqa menyodorkan alternative konseptual yang digali dari ajaran Islam baik tentang konsep sosial, pendidikan terutama lagi konsep ekonomi. Dan lebih tegas lagi “perlawanan” Rufaqa dalam konsep ekonomi dijabarkan melalui sistem baru dalam ekonomi yaitu sistem ekonomi menurut kehendak Tuhan. Hal ini sekaligus menjadi alternatif ideal yang sesuai dengan gagasan utopis komunitas ini dimana keberhasilan mereka dalam menumbuhkembangkan identitas komunitasnya sebagai suatu komunitas muslim yang akan melakukan suatu “perlawanan” yang tercermin dalam aktivitas ekonomi dengan tidak sedikit pun meninggalkan nilainilai religiusitas keislaman yang dirangkum dalam sistem ekonomi menurut kehendak Tuhan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleReligiusitas dan Aktivitas Ekonomi Pada Rufaqa Internasional (Studi Deskriptif Pada Rufaqa Pekanbaru)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM020901010
dc.identifier.nidnNIDN0011076901
dc.identifier.nidnNIDN0003126204
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages131en_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record