Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Perilaku Seks Remaja Pada Siswa di SMA Dharmawangsa
Abstract
Judul ini saat buat berdasarkan pengamatan saya mengenai perilaku seks
dikalangan para remaja. Kesibukan orangtua yang terlalu padat membuat waktu untuk
berkomunikasi dengan keluarga semakin jarang, dan anak juga kurang memdapat kasih
sayang dan perhatian dari orangtua. Anak membutuhkan kawan bicara atau orang yang
bersedia mendengarkan segala persoalan tentang perubahan fisik dan penampilannya,
dan tugas orangtua memberikan perhatian dan informasi secara jujur kepada anaknya
mengenai masalah-masalah, terutama masalah seks yang mereka hadapi. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk melihat dan membuktikan apakah ada hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan perilaku seks remaja.
Sebagai lokasi penelitian adalah SMA Swasta Dharmawangsa, dengan populasi
siswa yang berjumlah 1665 siswa. Untuk memdapatkan sampel saya menggunakan
rumus Taro Yamane, sehingga didapat sampel 95 siswa. Penarikan sampel dilakukan
secara acak, dan memiliki ciri-ciri seperti siswa dari SMA Dharmawangsa, kedua
orangtua hidup bersama, dan siswa tinggal dengan orangtuanya. Siswa yang memiliki
tersebut yang dapat menjadi responden. Saya menggunakan angket sebagai alat untuk
mendapatkan data yang saya butuhkan. Dalam angket saya membuat 135 pertanyaan, 5
pertanyaan untuk mengetahui identitas responden, 70 untuk melihat keharmonisan
keluarga, dan 60 untuk mengukur perilaku seks pada remaja.
Data-data yang saya dapatkan melalui angket ditabulasikan, kemudian dihitung
melalui analisis kuantitatif. Pada analisis kuantitatif diketahui bahwa keharmonisan
keluarga pada siswa SMA Dharmawangsa sedang, yang artinya sebagian besar siswa
masih memiliki waktu bersama keluarga untuk berinteraksi. Sehingga kasih sayang dan
perhatian orangtua tersampaikan kepada anaknya. Sedangkan tingkat perilaku seks
remaja pada SMA Dharmawangsa sedang dan cenderung rendah. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan
perilaku seks remaja. Hal ini terbukti melalui analisa product moment, dimana
koefisien korelasi ( rxy ) = 0,47 dan koefisien korelasi pada table taraf signifikan 5% yaitu
0,201. Maka berdasarkan ketentuan Guilford, koefisien korelasi ( rxy ) sebesar 0,47
mempunyai arti bahwa hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku seks
remaja pada siswa SMA Dharmawangsa menunjukan tingkat hubungan cukup berarti.
Karena rxy hitung > rxy table, maka menunjukkan bahwa hipotesa (Ha) diterima.
Collections
- Undergraduate Theses [939]