Show simple item record

dc.contributor.advisorEffe, Elmeida
dc.contributor.advisorLindarto, Dharma
dc.contributor.authorTiji, Wijaya Taufik
dc.date.accessioned2022-11-28T07:45:01Z
dc.date.available2022-11-28T07:45:01Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/66481
dc.description.abstractLatar Belakang: Demensia merupakan penyakit yang paling sering ditemukan dan paling merusak pada orang tua. Hampir 4,6 juta kasus barn ditemuk:an setiap tahunnya dan ditemukan dalam jumlah yang dua kali lipat setiap 20 tahunnya dan diperkirakan ada 81, 1 juta penderita pada tahun 2040. Pada penelitian Luchsinger dan kawan-kawan didapatkan bahwa diabetes melitus memiliki kecenderungan risiko yang meningkat pada sampel yang non amnestik hendaya kognitif ringan. Risiko hendaya kognitif ringan yang diakibatkan oleh diabetes melitus adalah 8,8% untuk: keseluruhan sampel dan lebih tinggi pada penduduk: Afrika-Amerika yaitu 8,4 % dan penduduk Hispanikl 1,0 % dibandingkan dengan penduduk kulit putih yang Non Hispanik 4,6 % yang mencerminkan prevalensi diabetes melitus pada minoritas populasi di Amerika Serikat. Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Tempat penelitian : Poliklinik Geriatri, Poliklinik Endokrin SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP.H.Adam Malik Medan dan Poliklinik Lions Club Medan Kota jl. Kampung Anggrung gang Pekong no. IO Medan. Waktu Penelitian Februari 2011 sampai Mei 2011. Setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutsertakan dalam penelitian akan dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar gula darah puasa pada keesokan harinya dan pada hari yang sama juga pasien akan dilakukan pemeriksaan wawancara psikiatrik. Semua data yang terkumpul akan dianalisa lebih lanjut. Basil : dari 124 orang sampel yang didapat, terdapat 38 sampel (30,6%) dengan interpretasi MMSE yang normal, 24 sampel ( 19,4%) dengan interpretasi probable gangguan kognitif dan 62 sampel ( 50%) yang memiliki interpretasi definite gangguan kognitif. Dengan analisa chi square dijumpai sebanyak 38 orang yang memiliki interpretasi skor MMSE yang normal terdiri dari 73,7 % laki-laki dan 26,3% perempuan. dari 24 sampel kelompok interpretasi skor MMSE, probable gangguan kognitif dijumpai 41,7% laki-laki dan 52,3% perempuan dan dari 62 sampel yang definite gangguan kognitif dijumpai 38,7% laki-laki dan 61,3% perempuan dengan angka signifikansi 0,002 ( p < 0,05). Dengan analisa Kolmogorov- Smirnov dapat dilihat bahwa terdapat 30 sampel atau 24,19% sampel yang tidak menderita diabetes melitus yang memiliki interpretasi MMSE probable gangguan kognitif dan 27 sampel atau 21,77% sampel yang menderita diabetes melitus yangjuga memiliki interpretasi MMSE,probable gangguan kognitif dengan angka signifikansi 0,269 (p > 0,05). Kesimpulan : Pada penelitian diperoleh bahwa pada orangtua lanjut usia dapat mengalami hendaya kognitif ringan dan diabetes melitus memiliki peranan dalam kejadian hendaya kognitif ringan pada orangtua lanjut usiaen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectGangguan Kognitifen_US
dc.subjectDiabetes Melitusen_US
dc.titlePerbandingan Gangguan Kognitif pada Lanjut Usia yang Menderita Diabetes Melitus dan yang Tidak Menderita Diabetes Melitusen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM107106002
dc.identifier.nidnNIDN0001057202
dc.identifier.nidnNIDN0022125506
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11724#Psikiatri
dc.description.pages56 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record