dc.description.abstract | Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan, defenisi Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermanfaat (RI, 2004-2009; 131). Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin Indonesia meningkat sebesar 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1999 menjadi 47,97 juta pada tahun 1999. persentase penduduk miskin meningkat dari 17,47% manjadi 23,43% pada periode yang sama. Periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari 38,70juta pada tahun 2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 19,14% pada tahun 2000, menjadi 15,97% pada tahun 2005. Namun pada tahun 2006, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu dari 35,10 juta orang (15,97%) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta (17,75%) pada bulan Maret 2006. penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah 2,09 juta orang. Peningkatan jumlah dan persentase penduduk makin selama Februari 2005-Maret 2006 terjadi karena harga-harga kebutuhan pokok selama periode tersebut naik tinggi, yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17,95%. Akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada disekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin. Terjadi penurun jumlah dan persentase penduduk miskin yang cukup signifikan pada periode Maret 2007-Maret 2008, dari 37,17 juta (16,58%) pada tahun 2007 menjadi 34,96 juta (15,42%) pada tahun 2008 (BPS, 2009). | en_US |