dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh genotip dan Iingkungan
terhadap penampilan sifat-sifat kuantitatif tanaman kentang serta interaksi keduanya,
menduga parameter genetik, mengetahui daya adaptasi dan stabilitas basil genotip serta
mengetahui genotip yang memenuhi syarat untuk bahan industri/olahan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok. RAK satu faktor untuk
setiap lokasi. RAK dua faktor untuk gabungan dua lokasi. Faktor I : Genotip terdiri dari
sepuluh genotip yaitu VC.24.16, VC.38.6, FBA. 4, FFLS. 3, VC. 33.9, VC. 81.2, Jopung,
Hertha, Granola dan DTO-33. Faktor II : Lokasi terdiri dari dua lokasi yaitu dataran
medium, Sukamakmur = 700 m dpl dan dataran tinggi, Tongkoh = 1340 m dpl.
Percobaan diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 30 unit percobaan untuk satu
lokasi dan 60 unit percobaan untuk gabungan dua lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah batang, umur panen, jumlah umbi, persentase jumlah umbi kelas
A dan C, produksi dan ukuran umbi rata-rata, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
persentase jumlah umbi kelas B. Dari penampilan genotip-genotip yang diuji terlihat
bawa semakin rendah ketinggian tempat, semakin tinggi tanaman, jumlah batang , umur
panen, persentase jumlah umbi kelas B dan C, sebaliknya semakin rendah jumlah umbi,
persentase jumlah umbi kelas A, produksi dan ukuran umbi rata-rata. Genotip berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah batang, umur panen, jumlah umbi,
persentase jumlah umbi kelas Adan C, ukuran umbi rata-rata dan produksi, tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap persentase jumlah umbi kelas B. VC. 38.6 merupakan
genotip yang produksinya tertinggi baik di dataran tinggi maupun di dataran medium ,
Produksinya di lingkungan dataran tinggi dapat mencapai 21.24 ton/ha dan di lingkungan
dataran medium 11.20 ton/ha. Interaksi genotip dengan lingkungan (GxL) hanya nyata
terhadap j umlah batang dan produksi.
VC. 38.6 merupakan genotip ideal yang dapat beradaptasi luas di dataran tinggi
dan medium, genotip ini dapat dikembangkan di dataran tinggi dan medium serta
berproduksi secara maksimal di dataran tinggi. VC. 38.6, FBA. 4., VC. 33.9., VC. 81.2.
merupakan genotip yang memiliki adaptasi khusus di dataran tinggi. DT0-33 merupakan
satu-satunya genotip yang memiliki adaptasi khusus di dataran medium. Hertha
merupakan genotip yang stabil
Berdasarkan perpaduan indikator parameter genetik ( varian genetik, heritabilitas
dan kemajuan genetik), seleksi lebih optimal dilakukan di dataran tinggi dari pada
dataran medium dan sifat-sifat terpilih yang efektif digunakan dalam seleksi adalah
persentase jumlah umbi kelas Adan C, ukuran umbi rata-rata dan produksi .. Sifat-sifat
ini mempunyai varian genetik luas, heritabilitas yang tinggi dan kemajuan genetik yang
tinggi.
Hertha dan VC. 33.9 merupakan genotip yang telah memenuhi sebagian besar
kriteria kentang olahan. Hertha mempunyai bentuk umbi oval, jumlah mata tunas sedang
dan kedalaman mata tunas dangkal, persentase jumlah umbi berukuran besar tinggi warna kulit dan daging umbi kuning, rasanya sangat enak dan berat jenis tinggi (1.059)
serta kandungan gula totalnya relatif sedang (4.71 %). VC. 33. 9. mempunyai bentuk
umbi oval, jumlah mata tunas sedang clan kedalaman mata tunas dangkal, wama kulit
umbi kuning clan warna daging umbi putih, rasanya enak, persentase jumlah umbi
berukuran besar tinggi dan berat jenis tinggi (1.077), serta kandungan gula total relatif
cukup tinggi (5.0%). | en_US |