Show simple item record

dc.contributor.advisorWahid, Julaihi
dc.contributor.advisorSyahrin, Alvi
dc.contributor.advisorBahri, Samsul
dc.contributor.authorSiregar, Hermansyah
dc.date.accessioned2022-11-29T09:45:20Z
dc.date.available2022-11-29T09:45:20Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/67544
dc.description.abstractPertumbuhan bangunan baru yang terjadi saat ini di kawasan polonia merupakan suatu proses alamiah seperti halnya perkembangan kota, yang tidak di rencanakan sebelumnya (sprawl). Sejarah perkembangan kota Medan yang di telusuri, bahwa sejak terbentuknya GEMEENTE 1 April tahun 1909 Medan merupakan kota yang dibangun sebagai pusat administrasi kolonial untuk mendukung perkembangan ekonomi dan industri perkebunan di kawasan Deli, yang dapat di kenali karakter kawasan dan bangunan-bangunan yang ada di inti kota, baik secara keseluruhan maupun ke dalam bagian kota tersebut. Kawasan polonia yang di rencanakan sebagai kawasan permukiman bangsa Eropah tahun 1922 merupakan suatu ekspresi kota yang berlangsung dalam tiga dimensi; Rupa, Massa dan Ruang yang berkaitan erat sebagai produknya, dan membutuhkan waktu sebagai prosesnya. Trend pertumbuhan bangunan baru di kawasan polonia yang di plot sebagai CBD, akan terhambat perkembangannya kearah horizontal maupun vertikal, disebabkan kelangkaan tanah, tekanan ekonomi dan masih berfungsinya bandara polonia mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi bangunan di kawasan polonia yaitu, dari fungsi hunian menjadi fungsi perkantoran, restoran, taman kanak-kanak, bank, hotel, asuransi dan salon kecantikan, hal ini merupakan suatu proses pertumbuhan dan proses sosial, ekonomi, teknologis, politis dan administratif, yang dapat membentuk pola-pola unik dalam kurun waktu tertentu, akan menumbuhkan "konsep trend planning" yang mengikuti kecenderungan perkembangan tata ruang, demikian pula dengan penguasaan tanah jauh sebelum Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) ditetapkan, mengakibatkan terjadinya perubahan pemilikan yang tidak dapat dihindari. Faktor pertumbuhan ekonomi, penduduk dan faktor perubahan pendapatan sebagai pendorong untuk mengoptimalkan penggunaan lahan di kawasan ini, akan menciptakan suasana atau trend pertumbuhan bangunan baru ke arah vertikal (High-Rise Building) untuk dapat di penuhi sebagai suatu refleksi pertumbuhan kota, sementara itu karakteristik unik kota Medan adalah adanya bangunan peninggalan Belanda yang masih utuh saat ini sebagai aset dan identitas kotaMedan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPola Kotaen_US
dc.subjectPerencanaan Ruangen_US
dc.subjectPerubahan Bentuk Kotaen_US
dc.titleStudi Pertumbuhan Bangunan Barn pada Kawasan Polonia Medan Studi Kasus: Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Poloniaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM027020015
dc.identifier.nidnNIDN0031036302
dc.identifier.nidnNIDN0018036504
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI23101#Teknik Arsitektur
dc.description.pages220 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record