Resistensi Supir Angkutan Kota terhadap Relokasi Terminal Sukadame Kota Pematang Siantar (Study Deskriptif Pada Supir Angkutan Kota dan Dinas Perhubunghan Kota Pematang Siantar)
Abstract
Penulisan skripsi yang berjudul “Resistensi Supir Angkutan Kota Terhadap
Relokasi Terminal Sukadame Kota Pematang Siantar “ Studi deskriptif pada Supir
angkutan kota Pematang Siantar dilatarbelakangi dari Kebijakan Pemerintah untuk
merelokasi terminal Sukadame/Parluasan dan timbulnya resistensi/Penolakkan dari
Kalangan Supir angkutan yang berdampak pada tidak berfungsinya Terminal
Sarantama yang Berada di kecamatan Tanjung Pinggir sebagai pengganti terminal
Parluasan.
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian
dan perilaku. Lokasi penelitian ini di lakukan di kota pematang siantar tepatnya di
Terminal Sukadame kecamatan Siantar Martoba, Sumatra Utara. Adapun alasan
pemilihan lokasi penelitian ini adalah Terjadinya resistensi/penolakan supir angkutan
kota terhadap relokasi Terminal Sukadame dan Terminal Sukadame yang di anggap
sudah tidak layak sebagai terminal penumpang tipe A. Teknik pengambilan data
peneliti menggunakan teknik berupa observasi dimna peneliti mengamati secara
langsung akan masalah penolakan supir angkutan kota yang tidak mengoptimalkan
terminal Sarantama sebagai pengganti Eks Terninal Sukadame. Selanjudnya teknik
pengumpilan data yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan
menggunakan panduan wawancara (interview guide). Cara ini digunakan guna
mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk
diinterpretasikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada informan di ketahui
bahwa Kebijakan pemerintah untuk merelokasi Terminal Sukadame/Parluasan
menimbulkan suatu permasalahan sosial yaitu resistensi/perlawanan yang di lakukan
para supir angkutan umum, dimana para supir menilai kebijakan pemerintah ini tidak
memihak pada apa yang diharapkan oleh supir/pemilik usaha angkutan umum. Dan
Resistensi yang dilakukan oleh sebagian besar supir angkutan kota Pematang siantar
timbul dilatarbelakangi karena Sebagian besar supir merasa kecewa dengan kebikan
pemerintah merelakasi Terminal Parluasan dan mengantikannya dengan Terminal
Tanjung Pinggir yang di anggap supir tidak matang dalam hal pembanguannya
seperti penyiadaan prasaran pendukung dalam hal ini pusat pasar dan pemukiman
penduduk utuk memutar roda perekonomian.
Collections
- Undergraduate Theses [939]