Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.authorTobing , Ruth A.F.L
dc.date.accessioned2022-12-03T06:47:05Z
dc.date.available2022-12-03T06:47:05Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/69324
dc.description.abstractPelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Salah satu bentuk pelayanan publik yang sedang berkembang saat ini adalah pelayanan jasa perbankan. Semakin tingginya tingkat perekonomian Indonesia membuat minat masyarakat dalam menggunakan jasa perbankan sebagai wadah transaksi keuangan mereka semakin tinggi. Praktiknya dilapangan, interaksi antara nasabah dan pihak perbankan harus dijalin sebaik mungkin. Hal ini bertujuan agar masyarakat mempercayai lembaga keuangan yang dipilih dalam mengelola aset mereka. Tingginya tingkat persaingan diantaranya, sektor pelayanan bagi nasabah menjadi indikator penting bagi perbankan dalam mengukur apakah bank berhasil merangkul nasabah. Pengguna jasa perbankan khususnya nasabah BCA terdiri dari bermacam etnis. Asumsi yang beredar di masyarakat berupa adannya perbedaan pelayanan antara nasabah Etnis Pribumi dan Etnis Tionghoa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi perbankan khususnya BCA dalam merangkul nasabah dan akan dilihat juga apakah asumsi yang beredar di masyarakat benar atau tidak yaitu adanya perbedaan pelayanan antara nasabah Etnis Tionghoa dan Etnis Pribumi. Lokasi penelitian ini berada di BCA Cabang Katamso. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap informan. Hasil dari penelitian ini adalah BCA tidak melakukan perbedaan pelayanan terhadap nasabah berdasarkan etnis. Nasabah menjadi aset bagi BCA karena nasabah menjadi tolak ukur keberhasilan dari perbankan. Membeda-bedakan nasabah akan membuat BCA menjadi terpuruk dibandingkan dengan bank-bank lain. Walaupun begitu, perbedan-perbedaan kecil tetap terjadi seperti tetap melanjutkan transaksi ketika salah satu prossedur tidak dilengkapi oleh salah satu nasabah yang beretnis Tinghoa. Adapun strategi yang dilakukan oleh BCA dalam merangkul nasabahnya adalah menjalin keakraban dengan para nasabah. Hal itu terbukti ketika rasa keakraban diterapkan maka rasa kekeluargaan yang muncul di dalamnya. Rasa kekeluargaan ini menjadi pembentuk nilai-nilai kepercayaan (trust) dari nasabah terhadap perbankan khususnya BCA.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleStrategi Pelayanan Perbankan terhadap Nasabah Pribumi dan Non Pribumi (Etnis Tionghoa) Studi Kasus di Bank BCA Cabang Katamsoen_US
dc.identifier.nimNIM080901023
dc.identifier.nidnNIDN0025056802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages85 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record