Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Zulkifli
dc.contributor.authorLubis, Nuridawati
dc.date.accessioned2018-10-05T01:51:42Z
dc.date.available2018-10-05T01:51:42Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7005
dc.description.abstractKehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Penelitian ini mengkaji mengenai kehidupan para pencari ikan tradisional atau yang lebih dikenal dengan istilah parrodang di daerah rawa-rawa yang merupakan pertemuan dari aliran Sungai Batang Angkola dan Batang Gadis. Fokus dari penelitian ini adalah melihat bagaimana bentuk interaksi parrodang tersebut dengan alam serta bagaimana strategi mereka agar dapat survive bertahan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam (thick description) mengenai budaya masyarakat parrodang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif sebagai bagian dari kajian etnografis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan kategorisasi dan evaluasi data. Penulis merasa tertarik untuk melakukan kajian ini karena profesi parrodang sendiri dapat dikatakan sudah semakin jarang digeluti oleh penduduk setempat dikarenakan hasilnya yang tidak menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sangat beresiko karena sangat tergantung dengan kondisi alam. Dalam hal ini masyarakat hanya memanfaatkan Rodang Tinapor sebagai sumber penghidupan saja. Masyarakat belum menyadari bahwa rodang ini memiliki potensi ekowisata yang membutuhkan peranan berbagai stackholder bersama masyarakat lokal yang tinggal di daerah sekelilingnya untuk menjaga dan melestarikan ekosistem tersebut. Dari hasil penelitian lapangan dapat disimpulkan bahwa matapencaharian parrodang masih sangat bergantung pada memanen hasil alam (ekstraksi) dalam jumlah secukupnya dengan menggunakan teknologi sederhana (lukah, pangilar, lobu-lobu, ambat-ambat, jaring, durung, dsb). Adapun Pengetahuan ekologis tradisional yang dimiliki olehparrodang ialah: pengetahuan mengenai ciri-ciri dan cara hidup dari berbagai macam jenis ikan, pengetahuan mengenai sifat-sifat rawa, pengetahuan musim, pengetahuan mengenai tempat-tempat yang angker (paridian), dan pengetahuan mengenai cara melindungi diri dari hewan dan cuaca. Peranan pemerintah terkait keberadaan kawasan Rodang Tinapor sejauh ini tidak lebih dari program pencetakan sawah baru yang dimulai semenjak tahun 1982. Di samping itu terdapat juga aturan formal yang dibuat Pemerintah Desa Tangga Bosi yang mengatur mengenai penangkapan ikan yaitu: mengenai pelarangan orang luar mengambil ikan di kawasan Rodang Tinapor dan larangan penggunaan racun dan sentrum.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectParrodangen_US
dc.subjectRodang Tinaporen_US
dc.subjectRawa Banjiranen_US
dc.subjectMandailingen_US
dc.titleParrodang: Studi Etnografi Mengenai Kehidupan Pencari Ikan Rawa-Rawa di Kawasan Rodang Tinapor, Kec. Siabu, Kab. Mandailing Natalen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140905006en_US
dc.identifier.submitterZulhelmi
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record