Pengaruh Kebakaran Hutan terhadap Dinamika Tumbuhan Bawah di Kawasan Hutan Gunung Sipiso-Piso Propinsi Sumatera Utara
View/ Open
Date
1996Author
Sidabukke, Simon H.
Advisor(s)
Napitupulu, J. A.
Damanik, Sengli J.
Sipayung, Walpen
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang Pengarun Kebakaran Hutan terhadap dinamika Tumbuhan Bawah di Kawasan Hutan Gunung Sipiso-piso Propinsi Sumatera Utara telah dilakukan pada bulan Pebruari 1995 sampai Juni 1995.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode transek yang telah dimodifikasi. Lokasi penelitian dibagi atas lima bagian yaitu : lokasi hutan alam, lokasi hutan terbakar tahun 1985, lokasi hutan terbakar tahun 1988, lokasi hutan terbakar tahun 1989 dan lokasi hutan terbakar tahun 1990. Luas masing-masing lokasi Penelitian disesuaikan dengan luas hutan yang akan diteliti.
Parameter yang diamati adalah junlah individu, jumlah jenis, persen tutupan, berat basah/kering tumbuhan dan untuk data pendukung dilakukan pengukuran terhadap faktor fisik dan kimia tanah pada masing-masing lokasi penelitian. Analisa data dilakukan terhadap Kerapatan Relatif, Frekuensi Relatif, Dominansi Relatif, Indeks Nilai Penting, Indeks Doninansi, Indeks Kesamaan dan Ketidaksamaan, serta Indeks Keanekaraganan.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Jumlah spesies yang terdapat pada lokasi hutan alami ada 31 jenis, pada lokasi hutan terbakar tahun 1985 ada 18 jenis, lokasi hutan terbakar tahun 1988 ada 43 jenis, lokasi hutan terbakar tahun 1989 ada 39 jenis dan pada lokasi hutan terbakar tahun 1990 ada 31 jenis.
2. Ada satu spesies yang didapatkan pada semua lokasipenelitian yaitu jenis Contotheca lappacea.
3. Pada semua lokasi hutan yang terbakar didominasi oleh Alang-alang (Imperata cylindrica) sedangkan pada lokasi hutan alam didominasi oleh Angiopteris sp..
4. Nilai Indeks Keanekaraganan tertinggi didapatkan pada
lokasi hutan alam (2.46) dan yang terendah pada
lokasi hutan terbakar tahun 1985 (1.48). Indeks Dominan: tertinggi didapatkan pada lokasi hutan
terbakar tahun 1985 dan tahun 1989 yaitu (0.33) dan yang paling rendah didapatkan pada lokasi hutan alam (0.14).
5. Nilai Indeks Kesamaan yang tertinggi terdapat antara hutan terbakar tahun 1988 dan hutan terbakar tahun 1990 (75.22%) sedangkan Indeks Kesamaan antara hutanalam dengan semua hutan bekas terbakar sangat rendahyaitu dengan tahun 1985 IS = 2.27%, tahun 1988 IS =2.85%, tahun 1989 IS = 1.90% dan dengan tahun 1990 1S = 3.10%.