Show simple item record

dc.contributor.advisorMarpaung, Harlem
dc.contributor.advisorNazir, Muhammad
dc.contributor.advisorUmar, Sayed
dc.contributor.authorSudarmi, Sudarmi
dc.date.accessioned2022-12-13T05:51:53Z
dc.date.available2022-12-13T05:51:53Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/73062
dc.description.abstractPelestarian dan peningkatan mutu lingkungan hidup merupakan masalah penting, baik sccara nasional maupun internasional. Keberadaan sampah organik pasar bagai hasil setiap proses kegiatan pasar yang selalu mengalami peningkatan jumlahnya, jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran atau penurunan mutu lingkungan hidup, pada hal sampah organik pasar merupakan sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan oleh beberapa hewan tanah, diantaranya adalah cacing untuk sumber energinya, karena cacing tanah makanannya adalah sampah organik, maka sampah organik ini dapat dimanfaatkan sebagai_media pertumbuhan cacing tanah, sehingga masalah sampah dapat ditanggulangi dan biomass cacing tanah yang kaya akan protein dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak untuk pengganti tepung ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan beberapa jenis cacing tanah dan kemampuan masing-masing jenis dalam memakan sampah organik pasar, serta kandungan proteinnya. Metoda penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan lima kali ulangan, Ada dua faktor yang diteliti, yaitu media dan tiga jenis cacing tanah selama waktu pengamatan. Sampah organik pasar terdiri dari sampah hasil Kegiatan pasar, seperti daun, sayur-sayuran dan kulit buah-buahan, sedangkan jenis cacing tanah yang digunakan adalah dari jenis Perionyx sp, Megascolex sp dan Drawida sp. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah yang paling berpotensi mengolah sampah organik pasar didapatkan dari jenis Perionyx sp ddan Megascolex sp dengan kemampuan tata-rata untuk jenis Perionyx sp adalah 3,57 gram/individu/hari (media A), 3,30 gramv/individu/hari (media B) dan 3,18 gram/individu/hari (Media C), sedangkan Megascolex sp. kemampuan rata-ratanya adalah 3,49 gram/individu/hari (media A), 3,33 gram/individu/hari (media B) dan 3,19 gram/individu/hari (media C). Laju pertumbuhan yang paling tinggi untuk jumlah didapatkan dari jenis Perionyx sp pada media A, yaitu sebanyak 5,96 individu x 10-3 x hari-1, sedangkan untuk biomass (berat) didapatkan dari jonis Afegascolex spp pada media 13, yaitu schanyak 18,40 gram x 10-3 x hari-1. Kandungan protein yang paling tinggi didapatkan dari jenis Perionyx sp (59,31 %), sedangkan untuk jenis Megascolex sp adalah 56,35 % dan Drawida sp (33,25 %). Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah bahwa cacing tanah sangat baik digunakan untuk mengolah sampah organik pasar, guna meningkatkan mutu lingkungan dan menghasitkan protein hewani yang tinggi dan dapat digunakan untuk pakan ternak sebagai pengganti tepung ikan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectCacing Tanahen_US
dc.subjectSampahen_US
dc.subjectLingkunganen_US
dc.subjectProtein Hewanien_US
dc.subjectPakan Ternaken_US
dc.titlePertumbuhan Beberapa Jenis Cacing Tanah pada Berbagai Media Sampah Organik Pasar dan Analisis Kadar Protein untuk Bahan Baku Pakan Ternaken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM953104028
dc.identifier.nidnNIDN8892880018
dc.identifier.nidnNIDN8858650017
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI95101#Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
dc.description.pages64 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record