Analisis Usaha Tani Kol dan Kaitannya dengan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo
View/ Open
Date
2003Author
Murni, Fauziah Dewi
Advisor(s)
Lubis, Zulkifli
Muluk, Chairul
Sirojuzilam
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu komoditi andalan Sumatera Utara adalah komoditi kol, yang diarahkan untuk pasar ekspor disamping kebutuhan pasar dometik. Ekspor kentang menduduki peringkat pertama dalam hal volume maupun devisa diantara seluruh ekspor sayur-sayuran di Sumatera Utara. Kabupaten Karo merupakan sentra komoditi Kol terbesar di Sumatera Utara yang dibuktikan oleh luas panen sekitar 65,2 %, dari total luas panen kol di Sumatera Utara. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, obat-obatan dan tenaga kerja) terhadap produksi kol. Dan juga penelitian ini membahas mengenai keterkaitan komoditi kol terhadap sektor perekonomian dan konstribusinya terhadap PDRB kabupaten karo Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap usaha tani kol diperoleh koefisien elastisitas dari masing-masing variabel yang dianggap berpengaruh terhadap produksi kol. Variabel penelitian yang mempunyai nilai elastisitas positif adalah luas lahan, bibit, pupuk organik dan pupuk anorganik. Sedangkan yang mempunyai koefisisen elastisitas negatif adalah obat-obatan dan tenaga kerja. Berdasarkan nilai F Hitung diketahui bahwa secara serempak seluruh variabel yang dianalisis berpengaruh sangat nyata terhadap hasil produksi kol, yang artinya tingkat produksi kol dipengaruhi oleh : Luas lahan, Benih, Pupuk ( organik dan anorganik), Obat-obatan dan Tenaga Kerja. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha tani kol ini termasuk dalam kategori Increasing Return To scale dengan jumlah koefisien elastisitas 1,0118. Dengan kata lain usaha tani kol dalam penelitian ini sudah efisien. Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan komoditi kol terhadap sektor perekonomian dan konstribusinya terhadap PDRB Kabupaten Karo dapat diketahui bahwa nilai total keterkaitan kebelakang (Backward Lingkage) adalah sebesar 1. 78445, dimana dampak langsungnya terhadap sektornya sendiri sebesar 1,08648 dan dampak tidak langsungnya terhadap sektor lainnya sebesar 0,69797. Komoditi kol mempunyai indeks penyebaran 0,91349. Yang berarti bahwa sektor tanaman Kubis/Kol tidak cukup kuat atau besar ketergantungannya terhadap sektor lainnya dalam proses kegiatan produksinya. Sedangkan untuk keterkaitan kedepan sektor Kubis/Kol mempunyai nilai keterkaitan kedepan (Forward Lingkage) sebesar 1,09150, dari seluruh output sektor Kubis/Kol sebesar 114,265, hanya 14,92 persen dari total outputnya yang digunakan oleh sektor lain (termasuk sektor Kubis/Kol itu sendiri) sebagai input dalam kegiatan produksinya. Komoditi kol mempunyai indeks kepekaan 0,55876, artinya bahwa daya dorong sektor tanaman Kubis/Kol terhadap perekonomian Sumatera Utara cukup lemah dibandingkan dengan sektor lain karena nilainya cukup kecil. Kontribusi komoditi Kol terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara atas dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2002 adalah sebesar 0, 10 persen, kemudian terhadap Sektor Pertanian sebesar 0,34 persen, kemudian terhadap sub sektor tanaman makanan sebesar 0,97 persen dan terhadap sayur-sayuran sebesar 5,46 persen. Sedangkan Kontribusi komoditi kol Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terhadap PDRB Kabupaten Karo ADH Berlaku adalah sebesar 4,06 persen, kemudian terhadap Sektor Pertanian sebesar 6, 17 persen, dan terhadap sub sektor tanaman makanan sebesar 7,82 persen. Dengan demikian kontribusi komoditi kol terhadap PDRB Sumatera Utara dan PDRB Kabupaten Karo cukup kecil, walaupun demikian sumbangan devisa komoditi kol melalui nilai ekspor cukup besar di Sumatera Utara. Untuk itu diperlukan perhatian khusus dari pernerintah daerah untuk dapat mengembangkan komoditi kol ini agar dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi PDRB Kabupaten Karo.