Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi di Kota dan Desa

Abstract

Background : In 2012 Indonesia's Demographic and Helath Surveys (SDKI) conducted a survey on adolescent reproductive health. The result was the level of knowledge on reproductive health is still inadequate, tl;lus places teenagers in a risky sexual behaviour, such as free sex, unwanted pnfgnancy, sexually transmitted ' ' disease (STDs) as well as HIV / AIDS. Therefore adolescent reproductive health knowledge is needed, one form to educate adolescent is through counseling. Method : The study was used quasi-experimental two group pretest-posttest design. The data was obtained by purpousive sampling, subject were 78 female junior high school students in Medan, the urban area and 80 female junior high school students in Klumpang Kebun, the rural areas. Subjects were given a questionnaire, followed by counseling and ended with a post test. Data analysis was performed using Wilcoxon, Mann-Whitney and Chi-square test Results: A significant improvement in knowledge showed after counseling, whether in urban (p=0.001) or rural area (p=0.001). The level of knowledge in the urban area before and after counseling was significantly higher (p=0.03 and p=0.001) than the rural. The improvement through counseling was more notable in the urban than rural area (p = 0.02). The educational background of parents influenced significantly with the final level of knowledge in the rural (p=0.04) Conclusion: Counseling improved the level of knowledge on reproductive health in female adolescents whether in urban or rural area. The methods had more remarkable result in the urban area significantly

Latar Belakang : Hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi belum memadai. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang rendah menempatkan remaja dalam perilaku seksual yang beresiko, seperti perilaku seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan penyakit menular seksual (PMS) dan HIV-AIDS. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja sejak memasuki masa pubertas, salah satu bentuk pendidikan adalah penyuluhan. Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental one group pretestposttest design. Sebanyak 78 siswi SMP di kota Medan dan 80 siswi SMP di desa Klumpang Kebun, diambil secara purposive sampling. Subjek diberi kuesioner pretest dilanjutkan dengan penyuluhan, dan kemudian diberikan post test. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon, Mann-Whitney dan chi-square Hasil : Terdapat peningkatan pengetahuan yang bermakna setelah dilakukan penyuluhan, baik di kota (p=0,001) dan desa (p=0,001 ). Tingkat pengetahuan di kota sebelum dan sesudah penyuluhan lebih tinggi secara bermakna daripada di desa (p=0,03 dan p=0,001). Peningkatan pengetahuan melalui metode penyuluhan lebih bermakna pada sampel di kota daripada desa (p=0,02). Faktor pendidikan orang tua siswa secara signifikan bermakna pada sampel di desa (p=0,04) Kesimpulan : Penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri, baik di desa maupun kota. Metode penyuluhan memiliki hasil yang lebih baik pada subjek di kota