dc.description.abstract | Masyarakat Jepang dikenal oleh masyarakat dunia sebagai bangsa yang
masih memegang teguh sistem kepercayaannya dan menjaga kearifan lokalnya.
Pada umumnya, kearifan lokal lahir dari sistem kepercayaan suatu masyarakat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kepercayaan dan kearifan lokal memiliki
hubungan yang sangat erat.
Kepercayaan Sistem kepercayaan pada masyarakat Jepang yang dimaksud
adalah Ajaran Shinto yang sudah ada sejak zaman dulu di Jepang. Ajaran Shinto
sudah tertanam dalam pribadi masyarakat Jepang dan diajarkan secara turuntemurun.
Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-haripun masyarakat Jepang
berprilaku sesuai dengan yang diajarkan dalam ajaran Shinto. Pada Ajaran Shinto
dipercayai bahwasannya terdapat banyak dewa/Kami. Salah satunya adalah dewa
pohon yaitu Kodama.
Sebelum zaman Edo, Kodama masih dipercaya sebagai Kami dalam ajaran
Shinto, namun setelah zaman Edo, Kodama tidak lagi dipercaya sebagai Kami dan
dipercaya sebagai Youkai. Namun, meskipun Kodama tidak lagi dianggap sebagai
Kami, namun masyarakat Jepang masih menghormati keberadaan roh pohon ini
dan mempercayai bahwa Kodama adalah bagian dari Kami dalam ajaran Shinto.
Karena itu, kepercayaan terhadap Kodama masih mempengaruhi bagaimana
masyarakat Jepang berprilaku terhadap alam terutama terhadap pepohonan di
hutan Jepang. Sehingga lahirlah kearifan lokal dari kepercayaan terhadap Kodama
ini.
Kearifan lokal dalam Kodama ini, memiliki tiga poin penting yaitu
kearifan lokal yang berhubungan dengan manusia, dengan alam, serta dengan roh. kearifan lokal dalam Kodama yang berhubungan dengan manusia dalam
masyarakat Jepang yaitu dengan ada banyaknya karya-karya yang lahir.
Contohnya yaitu film animasi yang berjudul Mononoke hime. Tidak hanya film
animasi saja, tetapi game serta lukisan. Berdasarkan nilai-nilai dalam teori
kearifan lokal yang penulis gunakan, terdapat beberapa nilai yang cocok dengan
kearifan dalam kodama ini. Nilai tersebut adalah kesejahteraan, disiplin,
pendidikan, kesehatan, gotong royong, pelestarian dan kreatifitas budaya, perduli
lingkungan, serta rasa syukur.
Kearifan lokal dalam Kodama yang berhubungan dengan alam yaitu
pelestarian alam dan kreatifitas. Sebagaimana masih ada festival yang dilakukan
oleh masyarakat di Aogashima, pulau Izu. Serta dengan mempercayai adanya
Kodama ini, maka masyarakat saling membantu dalam melestarikan hutan dan
menolak akan adanya penebang pohon liar. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai
sikap gotong royong dalam melestarikan pohon di hutan Jepang.
Kearifan lokal dalam kodama yang berhubungan dengan roh yaitu adanya
komitmen dalam masyarakat. Dengan mempercayai dan meyakini adanya
Kodama, maka masyarakat Jepang terus percaya bahwa dalam ajaran Shinto
terdapat banyak roh bahkan Kami yang bersemayam dalam benda-benda di sekitar
lingkungan mereka. | en_US |