Analisis Polisemi Verba “Toru” dalam Kalimat Bahasa Jepang
Nihongo No Bunshou Ni Okeru “Toru” No Tagigo No Bunseki
View/ Open
Date
2018Author
Sitorus, Ranissa Dwi Suci
Advisor(s)
Muliadi, Yuddi Adrian
Kusdiyana, Eman
Metadata
Show full item recordAbstract
Bahasa tidak terlepas dari ucapan atau kalimat yang mengandung makna. Tiap-tiap bahasa memiliki struktur kalimatnya masing-masing. Unsur kalimatnya pun memiliki fungsi masing-masing. Semua unsur saling berhubungan sehingga membentuk kalimat yang dapat dipahami oleh lawan bicara. Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang makna. Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi makna, makna frase, dan makna kalimat. Salah satu cakupan dalam semantik ialah polisemi.
Dalam setiap bahasa termasuk bahasa Jepang, sering kali ditemukan relasi makna antara sebuah kata dengan kata lainnya. Salah satu hubungan kemaknaan tersebut adalah polisemi (tagigo). Polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada hubungannya.
Skripsi yang berjudul “Analisis Polisemi Verba Toru dalam Kalimat Bahasa Jepang” ini membahas mengenai kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Toru merupakan salah satu contoh kata yang berpolisemi dalam bahasa Jepang. Verba toru memiliki arti yaitu „ambil‟. Kata toru dianalisis berdasarkan pada makna kontekstual, yaitu makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan konteks. Sehingga belum tentu arti kata toru pada suatu wacana sama dengan wacana lainnya. Artinya hasil terjemahan kata toru dapat berbeda.
Dalam penulisan skripsi ini membahas masing-masing 8 buah contoh kalimat yang memakai kata Verba Toru. Seluruh kalimat untuk penelitian ini diambil secara acak dari majalah Jepang seperti 3 buah kalimat dari Nipponika No. 16 Tahun 2015, 2 buah kalimat dari Nipponika No. 14 Tahun 2014, 1 buah kalimat dari Nipponia No.43 Tahun 2007, 2 buah kalimat dari Nipponia No.46 Tahun 2008.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna apa saja yang terdapat dalam verba toru. Untuk itu perlu dilakukan analisis dari segi semantik dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan pengertian toru, kemudian dianalisis berdasarkan konteks kalimatnya. Maka hasil dari analisis tersebut dapat diketahui verba toru memiliki makna yang berbeda.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa verba dalam bahasa Jepang adalah salah satu kelas kata yang menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan, mengalami perubahan, bisa berdiri sendiri, dan menduduki jabatan predikat dalam suatu kalimat. Verba toru merupakan salah satu kata dalam bahasa Jepang yang memiliki makna polisemi. Makna polisemi verba toru diketahui memiliki delapan makna, yaitu 手に持つ (te ni motsu) : menggenggam dengan tangan; 手でつかんで移す(te de tsukande utsusu) : menggenggam dengan tangan kemudian memindahkan; 身に負う(mi ni ou) : bertahan; 選び出す(erabi dasu) : memilih; 作り出す(tsukuri dasu) : membangun; 様子をはかり知る(yousu wo hakari shiru) : mengetahui kondisi; 場所や時間を占める(basho ya jikan wo shimeru) : menggunakan tempat dan waktu; dan (手で)行う(te de okonau) : melaksanakan / melakukan dengan tangan. Kesimpulan lainnya ialah perubahan nuansa makna dari makna polisemi verba toru berhubungan erat dengan makna kata lain yang dipadankan dalam satu kalimat dengan verba toru. Berdasarkan pada kalimat kutipan yang telah dianalisis, makna verba toru memiliki banyak gabungan kata dan berubah makna nya berdasarkan kata yang dilekatkan pada nya. Walaupun verba toru digabungkan dengan verba lain atau disatukan dengan frase lain, makna kata verba toru tidak berubah makna menjadi makna lain di luar dari makna polisemi nya.
Collections
- Undergraduate Theses [525]