Upaya Mempercepat Matang Sadap dan Karakter Produksi Lateks Beberapa Klon Karet Melalui Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh

Abstract

On rubber cultivation, good and uniform growth of plant immature periods (TBM) is the main goal because the productivity at productive age (PA) is not only determined by genetic potential (clones) and the system of exploitation, but also by the growth rate and uniformity of plant during the TBM. If the TBM period can be shortened and the initial production can be increased, the return on capital will be faster and gains will be even greater and costs incurred up to TBM fell by 18-19% Various attempts have been made to shorten the TBM, such as the use of High Yield clones, intensive fertilization, branching induction, the use of older seedlings, utilization of legume cover crops and maintenance. One effort that is expected to accelerate the growth of girth and bark thickness is exogenously application of plant growth regulator (PGR) to achieve TBM less than 4 years. This study consists of one stage. The research objective is to determine more responsive rubber clones, concentrations of IAA hormone + Kinetin, paclobutrazol application and combination of IAA hormones + Kinetin with paclobutrazol applications that most appropriate to accelerate mature tapping on five clones, as well as production per plant and the physiology character of latex on early tapping. This research was conducted in KSO Karang Inong Plantation PTPN I and PTPN-1-III, Regency of East Aceh, from March 2013 to October 2014 and latex analysis in July 2015. This research is arranged in nested design with three factors and two replicates nested in clones. The first factor is clone, consists of five levels namely PB 260 (Kl), PB 330 (K2), PB 340 (K3), IRR 107 (K4) and IRR 5 (K5). The second factor is IAA hormone and Kinetin (H), consisting of seven levels namely HO = Control (without IAA and Kinetin), HI = IAA (400 ppm) + Kinetin (50 ppm), H2 = IAA (400 ppm)+ Kinetin (60 ppm), H3 = IAA (500 ppm)+ Kinetin (50 ppm), H4 = IAA (500 ppm) + Kinetin (60 ppm), H5 = IAA (600 ppm) + Kinetin (50 ppm) and H6 = IAA (600 ppm) + Kinetin (60 ppm). The third factor is paclobutrazol (P), consists of 3 levels namely PO = Control (without paclobutrazol), Pl = (500 ppm) in soil and P2 = (500 ppm) applications through the leaves. The treatment repeated twice, but nested in clone type, thus the total number of experimental unit is 7 x 5 x 3 x 2 = 210 treatments. Each experimental unit consists of 4 trees, thus the total number of tree is 840. The observed parameters is agronomic characters such as plant height (m), girth (cm), bark thickness (mm), width per leaf (cm2) and total chlorophyll (pieces/mm2

); anatomy character such as; number of latex vessels (unit) and latex vessel diameter (μ); and yield per plant (g/p/s) and physiological character of latex (KKK (%), sucrose level (mM), inorganic phosphate (mM), thiol (mM), pH of latex, blockage index (%) and latex flow rate latex. The results showed that each clone has meets with mature tapping criteria at the age of 46 months. The clones PB 330 and IRR 5 showed faster agronomic and anatomic character growth compared to other clones. When compared with controls, application of IAA hormone + Kinetin on each clone can accelerate mature tapping. Application of IAA hormone 500 ppm + Kinetin 60 ppm is faster, especially in IRR 5 and PB 330 (KSH4 and K2H4) as indicated by girth size ± 48.20 cm and ± 48. l 5 cm respectively at age of 46 months. Clones with paclobutrazol application can accelerate mature tapping. Paclobutrazol applications through the soil is more quickly, especially in the IRR 5 (K5Pl) as marked by girth size ± 46.50 cm. Combination of clone PB 330 with IAA hormone 600 ppm + Kinetin 60 ppm and paclobutrazol application through the soil (K2H6Pl) can accelerate the mature tapping to under 4 years, marked by increase in the growth of girth± 49.05 cm at the age of 46 months. Response of each clone is different to production and physiology character of early tapping. Clone IRR l 07 with IAA hormone 500 ppm + Kinetin 60 ppm and paclobutrazol application through the soil is more responsive compared to other clones and give higher yield per plant (g/p/s) and better physiological character as indicated by decreasing blockage index., higher latex flow rate and increased levels of sucrose, inorganic phosphate and thiols. It can be concluded that clones with combination of IAA hormone + Kinetin and paclobutrazol applications can accelerate mature tapping and increase the yield per plant (g/p/s) as well as better latex physiological character at early tapping

Pada budidaya tanaman karet, pertumbuhan tanaman belum menghasilkan (TBM) yang prima dan seragam merupakan tujuan utama karena produktivitas tanaman pada masa tanaman menghasilkan (TM) bukan hanya ditentukan oleh potensi genetik (klon) dan sistem eksploitasi, tetapi juga oleh tingkat pertumbuhan dan keseragaman tanaman selama masa TBM. Apabila masa TBM dapat dipersingkat lagi dan produksi awal tanaman dapat dinaikkan, maka pengembalian modal akan lebih cepat dan perolehan keuntungan akan semakin besar, biaya yang dikeluarkan sampai dengan TBM turun sebesar 18-19% Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersingkat masa TBM seperti penggunaan klon unggul, pemupukan intensif, induksi percabangan, penggunaan bibit berumur Ianjut, pemanfaatan legume penutup tanah dan pemeliharaan. Salah satu usaha yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan lilit batang dan tebal kulit tanaman karet adalah dengan penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) secara eksogen agar umur produktip dapat dicapai di bawah 4 tahun. Penelitian ini terdiri dari satu tahap. Tujuan penelitian untuk menetapkan klon karet yang lebih responsif, konsentrasi hormon IAA+Kinetin, aplikasi paklobutrazol dan kombinasi antara hormon IAA+Kinetin dengan aplikasi paklobutrazol yang paling tepat untuk mempercepat matang sadap pada lima klon karet, serta produksi per tanaman dan karakter fisiologi lateks pada penyadapan

awal. Penelitian ini dilaksanakan di KSO kebun Karang lnong PTPN-1 dan PTPN- 111, Kabupaten Aceh Timur, pada bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Oktober

2014 dan analisa lateks pada bulan Juli 2015. Penelitian ini disusun dalam rancangan rancangan tersarang (Nested Design) tiga faktor dan dua ulangan yang tersarang dalam klon. Faktor perlakuan pertama adalah klon terdiri dari lima taraf yaitu klon PB 260 (K1), klon PB 330 (K2), klon PB 340 (K3), klon IRR I 07 (Kt) dan klon IRR 5 (K5). Faktor yang kedua adalah Honnon IAA dan Kinetin (H), terdiri dari tujuh taraf, yaitu : Ho = Kontrol (tanpa IAA dan Kinetin),H1 = IAA (400 ppm) + Kinetin (50 ppm), H2 = IAA (400 ppm)+ Kinetin (60 ppm), H3 = IAA (500 ppm)+ Kinetin (50 ppm), Hi = IAA (500 ppm)+ Kinetin (60 ppm), Hs = IAA (600 ppm)+ Kinetin (50 ppm) dan H6 = IAA (600 ppm)+ Kinetin (60 ppm). Faktor ketiga adalah paklobutrazol (P) terdiri dari 3 taraf yaitu; PO= Kontrol (tanpa paklobutrazol), Pl = (500 ppm) melalui tanah dan P2 = (500 ppm) aplikasi melalui daun .Perlakuan diulang dua kali,namun tersarang dalam faktor perlakuan jenis klon, sehingga jumlah satuan percobaan adalah 7 x 5 x 3 x 2= 210 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 4 tanaman, maka jumlah tanaman yang digunakan adalah 840 tanaman.Peubah yang diamati meliputi karakter agronomi yaitu; tinggi tanaman (m), lilit batang (cm), tebal kulit (mm), luas per daun (cm2

) dan jumlah klorofil

(buah/mm2

); karakter anatomi yaitu; jumlah pembuluh lateks (buah) dan diameter pembuluh lateks (μ); serta produksi per tanaman (g/p/s) dan karakter fisiologi lateks (KKK (%), kadar sukrosa (mM), fosfat an organik (mM), tiol (mM), pH lateks, lndeks penyumbatan (%) dan laju aliran lateks ). Hasil penelitian menunjukkanbahwa bahwa masing-masing klon sudah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 46 bulan, klon PB 330 dan IRR 5 menunjukkan lebih cepat pertumbuhan kareakter agronomi dan anatominya dibandingkan dengan klon lainnya. Bila dibandingkan dengan kontrol, maka pemberian hormon IAA+Kinetin pada masing- masing klon dapat mempercepat matang sadap, pemberian hormon IAA 500 ppm+Kinetin 60 ppm lebih cepat terutama pada klon IRR 5 dan PB 330 (K5H4 dan K2H4) ditandai dengan ukuran lilit batang masing-masing berkisar ± 48.20 cm dan ± 48.15 cm pada umur 46 bulan. Klon dengan aplikasi paklobutrazol dapat mempercepat matang sadap, aplikasi paklobutrazol meiaiui tanah lebih cepat terutama pada klon IRR 5 (K5P1) ditandai dengan ukuran lilit batang berkisar ± 46.50 cm.Kombinasi klon PB 330 dengan pemberian hormon IAA 600 ppm+Kinetin 60 ppm dan aplikasi paklobutrazol melalui tanah (K2H<,P1) dapat mempercepat umur matang sadap menjadi dibawah 4 tahun ditandai dengan peningkatan pertumbuhan lilit batang berkisar ± 49.05 cm pada umur pengamatan 46 bulan di lapangan. Respon masing-masing kion berbeda terhadap produksi per tanaman dan karakter fisiologi pada penyadapan awal, klon IRR I 07 dengan pemberian hormon IAA 500 ppm +Kinetin 60 ppm dan aplikasi paklobutrazol melalui tanah lebih respon dibandingkan dengan klon lainnya dan memberikan produksi per tanaman (g/p/s) serta karakter fisiologi lebih tinggi yaitu ditandai dengan menurunnya indeks penyumbatan, laju aliran lateks tinggi serta peningkatan kadar sukrosa, fosfat anorganik dan tiol. Dapat disimpulkan bahwa klon dengan kombinasi perlakuan hormon IAA +Kinetin dan aplikasi paklobutrazol dapat mempercepat matang sadap dan dapat meningkatkan produksi per tanaman (g/p/s) serta karakter fisiologi lateks pada penyadapan awal