Efektivitas Modifikasi Perilaku dengan Self-Control Strategies terhadap Perilaku Minum Tuak
View/ Open
Date
2013Author
Manurung, Ernida Marietha
Advisor(s)
Siregar, Rodiatul Hasanah
Lubis, Arliza Juairiani
Metadata
Show full item recordAbstract
Tuak (Palm wine) is beverage fermented from palm juice that contains
alcohol about 5-6%.In North Sumatra, this beverages is traditionally used in some
traditional event in Batak tribe, as well as being one of the socialization
instrument. This bevarage is beneficial to lower the production of catecholamines
in the brarU protecting blood vessels from cholesterol, reduce blood pressure, as
self-therapy and short-term coping strategy in stressful situations only when
consumed in certain amounts. Unfortunately, tuak now days has been abused by
consumed in excess thus enhance negative effects on physical heattlu
psychological and social. To manage the incneasing consumption of tuak,
behavior modification can be applied especially self-control sfategies that aim to
improve 3 important components of cognitive conffol, behavior control and
environment contol participants' ability to contol their tuak consumption.
Participants were men aged 20-23 years, had a history of drinking tuak at least 2
years with frequency of drinking 15-18 glasses per week. After 40 days consisting
of 5 sessions with 13 meeting of ffeatment there are significant decrease in the
number of glass of tuak that the participant consume compared to the control
group. Further, analysis shows that behavior control plays a major role. It can be
suggested for other tuak drinker to use self-control strategies to reduce and/or
prevent an increase in the amount of tuak consumed Tuak adalah minuman hasil fermentasi nira aren dengan kadar alkohol
sekitar 5-6%. Di SumateraUtaru, minuman ini secara tradisional digunakan dalam
acara adat suku Batak, serta menjadi salah safu sarana pergaulan. Minuman ini
juga bennanfaat menurunkan produksi katekolamin dalam otak, melindungi
pembuluh damh dari kolesterol, mengurangi tekanan darah, sebagai self-therapy
dala short-term coping strategl dalam situasi stres apabila dikonsumsi dalarn
jumtah tertentu. Pada saat ini kegunaan tuak mengalami pergeseran ke arah
penyalahgunaan yang mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan fisik,
psikologis dan sosial karena dikonstrmsi dalam jumlah berlebih. Untuk mengatasi
peningkatan perilaku minum tuak tersebut dilakukan modifikasi perilaku berupa
self-control strategies yang bertujuan untuk meningkatkan 3 komponen pentrng
yu1nt cognitive control, behwioral control, darit environment control sehingga
partisipan mampu mengendalikan diri terhadap penkonsumsian tuak. Partisipan
penelitian ini adalatr laki-laki berusia 2l-23 tahun, memiliki riwayat minum tuak
minimal2 tatrun dengan frekuensi minum tuak l5-18 gelas per-minggu. Penelitian
ini dilakukan selama 40 hari yang terdiri dari 5 sesi dengan 13 pertemuan. Hasil
penel.itian ini menunjukkan terjadi penurunan jumlah minum tuak yang signifikan
pada partisipan dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini terutama berkaitan
dengan besamya peningkatan komponen behavioral control. Dengan begitu
peminum tuak dapat menggunakan self-control strategies unhrk mengurangi
danl ataumencegah peningkatan ju"tlah tuak yang dikonsumsi