Show simple item record

dc.contributor.advisorLoebis, Bahagia
dc.contributor.authorJuskitar, Juskitar
dc.date.accessioned2022-12-15T05:38:19Z
dc.date.available2022-12-15T05:38:19Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/73945
dc.description.abstractLatar belakang : Sejak awal tahun 1960-an telah dilaporkan beberapa kasus kematian mendadak yang tidak diharapkan sehubungan dengan penggunaan antipsikotik. Antipsikotik dapat menyebabkan kematian mendadak dengan beberapa mekanisme, namun minat khusus dipusatkan pada torsade de pointes (TdP), suatu aritmia ventrikular polimorfik, yang dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikular dan kematian mendadak. Petanda yang mewakili kemampuan suatu obat menyebabkan TdP adalah perpanjangan interval QTc. Pada seorang individu, suatu nilai interval QTc absolut >500 mdet atau suatu peningkatan nilai interval QTc >60 mdet dari awal, dipandang sebagai petunjuk peningkatan risiko timbulnya TdP. Aritmia juga lebih mungkin terjadi bila ditemui beberapa faktor risiko, antara lain jenis kelamin perempuan dan usia tua. Tujuan : Secara umum, untuk mengetahui keamanan risperidon terhadap jantung. Secara khusus, untuk mengetahui ada/tidaknya perpanjangan interval QTc pada pasien skizofrenik yang diobati dengan risperidon oral, serta untuk mengetahui apakah perpanjangan interval QTc tersebut berbeda berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dan kelompok usia (<40 tahun dan ~40 tahun). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental berbentuk one group pretest-posttest design terhadap 30 pasien skizofrenik rawat jalan di RS Jiwa Bina Atma Medan, yang dipilih secara consecutive sampling. Untuk menilai ada/tidaknya perpanjangan interval QTc digunakan uji t berpasangan (uji 2 arah}, dengan level of significance 0,05. Untuk menilai apakah perpanjangan interval QTc tersebut berbeda berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia digunakan uji hipotesis chi-square, dengan p<0,05. Hasil : Pada 30 sampel yang diobati dengan risperidon oral dengan rerata :t SD dosis harian sebesar 5±:1 mg (3-6 mg) dan rerata .:!: SD lama pengobatan 6, 1±:1 ,9 minggu (2-8 minggu), dijumpai rerata perpanjangan interval QTc sebesar 11,2 mdet (-34 mdet sampai +57 mdet). Tidak dijumpai sampel dengan nilai interval QTc akhir >500 mdet maupun peningkatan nilai interval QTc >60 mdet dibandingkan dengan awal. Perpanjangan interval QTc pada sampel tidak berbeda bermakna berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Kesimpulan : Terdapat perpanjangan interval QTc yang bermakna pada pasien skizofrenik yang diobati dengan risperidon oral, namun perpanjangan interval QTc tersebut tidak berbeda bermakna berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Berdasarkan nilai interval QTc akhir dan peningkatan n\lai interval QTc yang ditemui pada ketigapuluh sampel diatas, dapat disimpulkan bahwa risperidon aman terhadap jantungen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectRisperidonen_US
dc.subjectInterval QTcen_US
dc.subjectSkizofreniaen_US
dc.titleEfek Risperidon terhadap Interval QTc pada Pasien Skizofreniken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11724#Psikiatri
dc.description.pages135 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record