Gambaran Gangguan Pendengaran dan Keseimbangan pada Penderita TB Paru dengan Pengobatan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
View/ Open
Date
2013Author
Adriztina, Indri
Advisor(s)
Adnan, Adlin
Haryuna, Tengku Siti Hajar
Siagian, Parluhutan
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction: Tuberculosis (TB) remains a serious problem in the
community. Various epidemiological studies have shown a trend increase
in the incidence and prevalence of TB in different parts of the world. In
2009, the World Health Organization (WHO) report that Indonesia's
ranking decrease to fifth position due to success of anti-tuberculosis
treatment. But in the long term administration of anti-tuberculosis
treatment may cause ototoxic effect resulting hearing impairment.
Aim: To describe the auditory and balance profile of subjects who were
diagnosed pulmonary TB and given the anti tuberculosis treatment in
Adam Malik General Hospital.
Methods: This is a descriptive study with 35 TB patients who met the
lnclusion criteria. Sampling is done by consecutive sampling. We found 22
patient with category 1 TB treatment given rifampicim isoniazid,
pyrazinamid and ethambutol regimen, and 13 patient with category 2 TB
treatment given the same regimen with streptomicyn added. Data was
collected through interviews, physical examination and examination of the
ear with otoscopic and other routine otorhinolaryngology examination.
Pure tone audiometric examination and inspection of the balance with the
Romberg test and tandem Romberg test was evaluated.
Results: There were 3 people (33.3%) of TB patients with hearing loss
category 1 and 6 (66.7%) patients with category 2 TB hard of hearing with
a significant difference (p<0.05). Balance test results showed a significant
difference between patients with TB category 1 and category 2 with the
results of 7 people (100%) were entirely positive Romberg test category 2
TB patients and 11 people (100%) tandem Romberg test positive who are
all categories of TB patients 2.
Conclusion: Hearing loss and altered balance function found higher in
pulmonary TB patients with tuberculosis treatment of category 2 than
those of category 1 and significantly different Pendahuluan: Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah yang serius
di masyarakat. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi TB di
berbagai penjuru dunia. Pada tahun 2009, World Health Organization
(WHO) mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan
jumlah penderita TB sejalan dengan meningkatnya keberhasilan
pengobatan anti tuberkulosis (OAT). Namun pemberian OAT dalam
jangka panjang dapat menyebabkan efek samping ototoksik yang
mengakibatkan gangguan pendengaran.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran gangguan pendengaran dan
keseimbangan pada penderita TB dengan pemberian OAT di RSUP H.
Adam Malik di Medan.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan
dengan konsekutif sampling. Didapatkan 35 penderita TB yang memenuhi
kriteria inklusi yaitu 22 orang dengan pengobatan TB kategori 1 yang
terdiri dari regimen rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan ethambutol, dan
13 orang dengan pengobatan TB kategori 2 yang terdiri dari regimen obat
yang sama dengan ditambahkan streptomisin. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik telinga dengan otoskopi
dan pemeriksaan THT rutin lainnya kemudian dilakukan pemeriksaan
audiometri nada murni dan pemeriksaan keseimbangan dengan tes
Romberg dan test tes tandem Romberg.
Hasil Penelitian: Terdapat 3 orang (33,3%) penderita TB kategori 1 dan 6
orang (66, 7%) penderita TB kategori 2 mengalami gangguan
pendengaran dengan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hasil tes
keseimbangan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penderita
TB kategori 1 dan kategori 2 dengan has ii sebanyak 7 orang ( 100%)
positif tes Romberg yang seluruhnya penderita TB kategori 2 dan 11
orang (100%) positif tes tandem Romberg yang seluruhnya merupakan
penderita TB kategori 2.
Kesimpulan: Gangguan pendengaran dan keseimbangan pada penderita
TB paru dengan pengobatan OAT ditemukan lebih tinggi pada kategori 2
dibandingkan dengan kategori 1 dengan perbedaan yang signifikan
Collections
- Master Theses [201]