Show simple item record

dc.contributor.advisorAdnan, Adlin
dc.contributor.advisorHaryuna, Tengku Siti Hajar
dc.contributor.advisorSiagian, Parluhutan
dc.contributor.authorAdriztina, Indri
dc.date.accessioned2022-12-15T05:49:04Z
dc.date.available2022-12-15T05:49:04Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/73950
dc.description.abstractIntroduction: Tuberculosis (TB) remains a serious problem in the community. Various epidemiological studies have shown a trend increase in the incidence and prevalence of TB in different parts of the world. In 2009, the World Health Organization (WHO) report that Indonesia's ranking decrease to fifth position due to success of anti-tuberculosis treatment. But in the long term administration of anti-tuberculosis treatment may cause ototoxic effect resulting hearing impairment. Aim: To describe the auditory and balance profile of subjects who were diagnosed pulmonary TB and given the anti tuberculosis treatment in Adam Malik General Hospital. Methods: This is a descriptive study with 35 TB patients who met the lnclusion criteria. Sampling is done by consecutive sampling. We found 22 patient with category 1 TB treatment given rifampicim isoniazid, pyrazinamid and ethambutol regimen, and 13 patient with category 2 TB treatment given the same regimen with streptomicyn added. Data was collected through interviews, physical examination and examination of the ear with otoscopic and other routine otorhinolaryngology examination. Pure tone audiometric examination and inspection of the balance with the Romberg test and tandem Romberg test was evaluated. Results: There were 3 people (33.3%) of TB patients with hearing loss category 1 and 6 (66.7%) patients with category 2 TB hard of hearing with a significant difference (p<0.05). Balance test results showed a significant difference between patients with TB category 1 and category 2 with the results of 7 people (100%) were entirely positive Romberg test category 2 TB patients and 11 people (100%) tandem Romberg test positive who are all categories of TB patients 2. Conclusion: Hearing loss and altered balance function found higher in pulmonary TB patients with tuberculosis treatment of category 2 than those of category 1 and significantly differenten_US
dc.description.abstractPendahuluan: Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah yang serius di masyarakat. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi TB di berbagai penjuru dunia. Pada tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah penderita TB sejalan dengan meningkatnya keberhasilan pengobatan anti tuberkulosis (OAT). Namun pemberian OAT dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping ototoksik yang mengakibatkan gangguan pendengaran. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran gangguan pendengaran dan keseimbangan pada penderita TB dengan pemberian OAT di RSUP H. Adam Malik di Medan. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan konsekutif sampling. Didapatkan 35 penderita TB yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 22 orang dengan pengobatan TB kategori 1 yang terdiri dari regimen rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan ethambutol, dan 13 orang dengan pengobatan TB kategori 2 yang terdiri dari regimen obat yang sama dengan ditambahkan streptomisin. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik telinga dengan otoskopi dan pemeriksaan THT rutin lainnya kemudian dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni dan pemeriksaan keseimbangan dengan tes Romberg dan test tes tandem Romberg. Hasil Penelitian: Terdapat 3 orang (33,3%) penderita TB kategori 1 dan 6 orang (66, 7%) penderita TB kategori 2 mengalami gangguan pendengaran dengan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hasil tes keseimbangan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penderita TB kategori 1 dan kategori 2 dengan has ii sebanyak 7 orang ( 100%) positif tes Romberg yang seluruhnya penderita TB kategori 2 dan 11 orang (100%) positif tes tandem Romberg yang seluruhnya merupakan penderita TB kategori 2. Kesimpulan: Gangguan pendengaran dan keseimbangan pada penderita TB paru dengan pengobatan OAT ditemukan lebih tinggi pada kategori 2 dibandingkan dengan kategori 1 dengan perbedaan yang signifikanen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTuberculosisen_US
dc.subjectTuberculosis Treatmenten_US
dc.subjectOtotoxicityen_US
dc.subjectHearing Impairmenten_US
dc.titleGambaran Gangguan Pendengaran dan Keseimbangan pada Penderita TB Paru dengan Pengobatan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0017076005
dc.identifier.nidnNIDN0020067901
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11705#Ilmu Penyakit THT
dc.description.pages102 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record