Peningkatan Persentase Hidup Planlet Salak Tahap Aklimatisasi Melalui Teknik Hardening secara In-Vitro

View/ Open
Date
1999Author
Ali, Efi Said
Advisor(s)
Sitanggang, J M
Poeloengan, Z
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan percohaan adalah untuk mendapatkan bentuk media, perlu tidaknya
pemotongan akar dan konsentrasi media yang sesuai untuk tahap hardening, sehingga
keherhasilan hidup planlet salak pada tahap aklimatisasi dapat meningkat.
Penelitian ini dilakukan .di laboratorium Kultur Jaringan, dan rumah kassa Balai
Pcnclitian Marihal, Pcmatang Siantar, Kahupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara,
penelitian dilakukan rnulai J\.gustus 1996 sampai Januari 1997.
Penelitian ini dilakukan dua tahap, yakni tahap pertama penghardeningan di
dalam laboratorium sclama 8 minggu. Pada tahap ini rancangan yang digunakan adalah
Rancangan J\.cak Lengkap faktorial dengan faktor perlakuan terdiri dari bentuk media
yang digunakan yakni media bentuk padat (M 1) dan media bentuk cair (M2), kemudian
perlakuan Akar yang tidak dipotong (Pl), dan akar dipotong dan ditinggalkan 2 cm dari
pangkal/leher akar (P2) serta konsentrasi media kultur terdiri dari media3⁄4 MS (K 1) , 1⁄2
MS (K2) dan 1⁄4 MS (K3). Tahap kedua adalah tahap aklimatisasi dilaksanakan di ,
rumah kassa selama 4 minggu. Rancangan yang digunakan pada tahap aklimatisasi
adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Peubah yang diamati setelah selesai
hardening adalah: 1) jumlah akar Primer dan Sek under, 2) panjang akar primer dan
sekunder, 3) bobot basah akar primer dan sekunder, 4) bobot kering akar primer dan
sekunder, dan 5) tebal kutikula daun, sedangkan setelah selesai aklimatisasi peubah
yang diamati adalah: I) jumlah klorofil daun, 2) jumlah daun, 3) luas daun, 4) tinggi
lanaman dan 5) persenlase hidup tanaman.
1 lasil pcnelitian menunjukkan bahwa pemotongan akar berpengaruh nyata dalam
peningkatan jumlah akar primer, panjang akar primer dan sekunder, hobot basah ab1r
primer dan sekunder, bobot kering akar primer, dan ada kecenderungan dapat
meningkatkan tebal kutikula daun, jumlah daun, luas daun, dan tinggi bibit, serta
persentase hidup bibit. Hal ini karena akibat pemotongan akar menyebabkan planlet
stress, planlet berusaha untuk merehabilitasi diri dengan jalan menggiatkan
pembentukkan akar-akar baru. Dengan banyaknya perakaran unsur hara akan lebih
banyak diambil dari media, unsur hara ini akan ditransfer ke daun untuk diubah menjadi
senyawa pembangun scl yang diprioritaskan untuk pertumbuhan dan perkembangan akar.
Kualitas daun seperti tebal kutikula daun, jumlah daun dan luas daun berbeda tidak
nyata, hal ini karena unsur hara yang discrap lchih diprioritaskan untuk pemulihan dm:
pembentukan akar barn. J\.kibat pemotongan akar terdapat kecenderungan peningkat.an
kualitas daun sehingga dengan perakaran yang baik, kualitas daun yang cenderung baik
maka persentase hidup bibit akibat pemotongan akar juga cenderung meningkat.
13entuk media cair nyata lebih baik dari pada media padat terhadap pametcr
panjang akar primer, hobot basah akar primer, dan jumlah klorofil daun dan luas daun,
karcna media cair mudah discrap oleh pcrakaran planlet dan lebih mobil. Konscntrasi media MS bcrpcngaruh nyata tcrhadap peningkatan jurnlah akar
primer, panjang akar sckundcr, bobot basah akar primer dan sekunder, berat kering akar
primer, dan _jumlah klorofil daun, luas daun serta persentase hidup setelah hardening.
Hal ini karena akihat pemotongan akar, plan let akan lebih aktif melaksanakan peyerapan
hara, kchutuhan hara meningkat sampai pada tahap media 1⁄2 MS.
Perlakuan pemotongan akar telah memberikan konstribusi dengan hanyaknya
akar yang tcrbcntuk, tapi tingkat keberhasilan hidup planlet dibatasi oleh faktor lainnya
Collections
- Master Theses [284]