Studi Dinamika Populasi Gulma serta Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) pada Berbagai Sistem Pengolahan Tanah dan Variasi Lebar Lorong Tanam
View/ Open
Date
1999Author
Girsang, Warlinson
Advisor(s)
Damanik, B Sengli J
Sumono
Purba, Edison
Metadata
Show full item recordAbstract
Peneli tian dilaksanakan di lahan kering Kecamatan
Panei (± 480 m dpl), sejak bulan Desember 1997 hingga
April 1998. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
sistem pengolahan tanah dan lebar lorong tanam jagung
yang tepat, yang mampu meminimalkan perkembangan populasi
gulma serta memberikan pertumbuhan dan basil jagung yang
optimal.
Metoda pelaksanaan penelitian, menggunakan rancangan
petak terpisah dengan pola percobaan acak kelompok.
Faktor yang diteliti yaitu sistem pengolahan tanah (T)
sebagai petak utama, dan lebar lorong tanam (D) sebagai
anak petak. Sistem pengolahan tanah terdiri atas 4 jenis
yai tu tanpa pengolahan tanah (To), pengolahan tanah
minimum ( T 1 ), pengolahan tanah intensif ( T2) dan
pengolahan t.anah intensif + pengendalian gulma ( T 3 )
sebagai pembanding. Sedangkan lebar lorong tanam terdiri
5 tingkat, yaitu 80 cm (D1 ), 70 cm (D2 ), 60 cm (D3), 50
cm (D4 ) dan 40 cm (D5 ).
Petak perlakuan berukuran 3 m x 3 m, terdiri atas 20
kombinasi perlakuan dan masing-masing · diulang 3 kali.
Penanaman tanaman jagung menggunakan jarak tanam dalam
barisan yang tetap (25 cm), sedangkan jarak antar baris
bervariasi sesuai dengan perlakuan lebar lorong yang
diteliti.
Untuk mengetahui dinamika populasi gulma diiakukan
pengamatan, pengukuran dan perhitungan nilai summed
dominance ratio, indeks kesamaan jenis gulma serta bobot
kering gulma.
Untuk mendapatkan data pertumbuhan dan hasil jagung,
dilakukan pengukuran terhadap peubah-peubah antara lain:
tinggi tanaman, total luas daun, indeks luas daun,
panjang waktu silk delay, bobot biji per tongkol,
produksi biji kering, bobot 100 biji, bobot berangkasan
dan bobot akar. Selain itu, juga dilakukan pengukuran
terhadap unsur lingkungan antara lain : kandungan air
tanah dan penetrasi cahaya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi
perubahan nilai dominansi serta pergeseran spesies gulma,
menandakan perlakukan pengolahan tanah serta pengaturan
variasi lorong pada pertanaman jagung mempengaruhi
dinamika populasi gulma. Antar perlakuan pengolahan tanah, spesis gulma yang mendominasi masing-masing plot
perlakuan tidak berbeda, tetapi nilai SDR masing-masing
golongan gulma memiliki perbedaan. Golongan berdaun lebar
total SDR tertinggi cenderung di jumpai pada perlakuan
olah tanah sempurna (T2 ), sedangkan gulma golongan rumput
dan teki cenderung lebih dominan pada tanpa pengolahan
tanah (T0 ) dan pengolahan tanah minimum (T1 ).
Perbedaan lebar lorong tanam tidak mempengaruhi jenis
spesies yang mendominasi masing-masing petak perlakuan,
tetapi mempengaruhi jumlah spesies gulma yang tumbuh.
Spesies gulma golongan berdaun lebar terlihat berkurang
sejalan dengan pengurangan ukuran lebar lorong tanam,
sedangkan spesies gulma golongan rumput dan teki yang
relatif tahan naungan tidak berubah. Komposisi vegetasi
gulma sebelum pembukaan lahan dibandingkan dengan setelah
perlakuan pengolahan tanah (T) dan setelah pengaturan
lorong tanam ( D) , nilai C lebih kecil 75% ( terdapat
perbedaan komposisi gulma yang tumbuh sebelum dan setelah
pembukaan lahan). Tetapi antar perlakuan (T) dan (D),
tidak terdapat perbedaan koefisien komunitas gulma (nilai
C seluruhnya lebih besar dari 75%).
Sistem pengolahan tanah dan variasi lebar lorong
tanam sangat mempengaruhi bobot kering gulma tetapi
interaksi keduanya tidak memperlihatkan hubungan yang
nyata. Sistem pengolahan tanah yang menghasilkan bobot
kering gulma terendah (174.029 g) terdapat pada T2 , dan
ukuran lebar lorong yang memproduksi bobot kering gulma
yang paling minimum (98.08 g) adalah lebar lorong 40 cm
( D5).
Pertambahan tinggi tanaman jagung, luas daun, dan
indeks luas daun, panjang waktu silk delay, bobot biji
per tongkol, produksi biji kering, bobot 100 biji, bobot
berangkasan dan bobot kering akar tidak dipengaruhi
perlakuan sistem pengolahan tanah (T), tetapi keseluruhan
peubah-peubah tersebut sangat nyata dipengaruhi perbedaan
ukuran lorong pertanaman (D).
Terhadap unsur lingkungan yang diukur, sistem
pengolahan tanah tidak mempengaruhi penetrasi cahaya yang
dapat diteruskan ke bawah kanopi, tetapi terhadap
kandungan air tanah sangat nyata berpengaruh. Sedangkan
perlakuan variasi lebar lorong, terlihat sangat
mempengaruhi penetrasi cahaya dan juga kandungan air
tanah. Interaksi kedua faktor yang diteliti untuk
keseluruhan paramater pengamatan tidak memperlihatkan
pengaruh yang nyata.
Dari hasil peneli tian tersebut disimpulkan bahwa
sistem pengolahan tanah dan variasi lebar lorong tanam
mempengaruhi dinamika populasi gulma serta pertumbuhan
dan produksi jagung. Produksi jagung tertinggi dihasilkan
oleh pengolahan intensif pada lebar lorong tanam antara
60 - 70 cm
Collections
- Master Theses [416]