Show simple item record

dc.contributor.advisorDamanik, B Sengli J
dc.contributor.advisorSumono
dc.contributor.advisorPurba, Edison
dc.contributor.authorGirsang, Warlinson
dc.date.accessioned2022-12-16T04:58:26Z
dc.date.available2022-12-16T04:58:26Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/74402
dc.description.abstractPeneli tian dilaksanakan di lahan kering Kecamatan Panei (± 480 m dpl), sejak bulan Desember 1997 hingga April 1998. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sistem pengolahan tanah dan lebar lorong tanam jagung yang tepat, yang mampu meminimalkan perkembangan populasi gulma serta memberikan pertumbuhan dan basil jagung yang optimal. Metoda pelaksanaan penelitian, menggunakan rancangan petak terpisah dengan pola percobaan acak kelompok. Faktor yang diteliti yaitu sistem pengolahan tanah (T) sebagai petak utama, dan lebar lorong tanam (D) sebagai anak petak. Sistem pengolahan tanah terdiri atas 4 jenis yai tu tanpa pengolahan tanah (To), pengolahan tanah minimum ( T 1 ), pengolahan tanah intensif ( T2) dan pengolahan t.anah intensif + pengendalian gulma ( T 3 ) sebagai pembanding. Sedangkan lebar lorong tanam terdiri 5 tingkat, yaitu 80 cm (D1 ), 70 cm (D2 ), 60 cm (D3), 50 cm (D4 ) dan 40 cm (D5 ). Petak perlakuan berukuran 3 m x 3 m, terdiri atas 20 kombinasi perlakuan dan masing-masing · diulang 3 kali. Penanaman tanaman jagung menggunakan jarak tanam dalam barisan yang tetap (25 cm), sedangkan jarak antar baris bervariasi sesuai dengan perlakuan lebar lorong yang diteliti. Untuk mengetahui dinamika populasi gulma diiakukan pengamatan, pengukuran dan perhitungan nilai summed dominance ratio, indeks kesamaan jenis gulma serta bobot kering gulma. Untuk mendapatkan data pertumbuhan dan hasil jagung, dilakukan pengukuran terhadap peubah-peubah antara lain: tinggi tanaman, total luas daun, indeks luas daun, panjang waktu silk delay, bobot biji per tongkol, produksi biji kering, bobot 100 biji, bobot berangkasan dan bobot akar. Selain itu, juga dilakukan pengukuran terhadap unsur lingkungan antara lain : kandungan air tanah dan penetrasi cahaya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi perubahan nilai dominansi serta pergeseran spesies gulma, menandakan perlakukan pengolahan tanah serta pengaturan variasi lorong pada pertanaman jagung mempengaruhi dinamika populasi gulma. Antar perlakuan pengolahan tanah, spesis gulma yang mendominasi masing-masing plot perlakuan tidak berbeda, tetapi nilai SDR masing-masing golongan gulma memiliki perbedaan. Golongan berdaun lebar total SDR tertinggi cenderung di jumpai pada perlakuan olah tanah sempurna (T2 ), sedangkan gulma golongan rumput dan teki cenderung lebih dominan pada tanpa pengolahan tanah (T0 ) dan pengolahan tanah minimum (T1 ). Perbedaan lebar lorong tanam tidak mempengaruhi jenis spesies yang mendominasi masing-masing petak perlakuan, tetapi mempengaruhi jumlah spesies gulma yang tumbuh. Spesies gulma golongan berdaun lebar terlihat berkurang sejalan dengan pengurangan ukuran lebar lorong tanam, sedangkan spesies gulma golongan rumput dan teki yang relatif tahan naungan tidak berubah. Komposisi vegetasi gulma sebelum pembukaan lahan dibandingkan dengan setelah perlakuan pengolahan tanah (T) dan setelah pengaturan lorong tanam ( D) , nilai C lebih kecil 75% ( terdapat perbedaan komposisi gulma yang tumbuh sebelum dan setelah pembukaan lahan). Tetapi antar perlakuan (T) dan (D), tidak terdapat perbedaan koefisien komunitas gulma (nilai C seluruhnya lebih besar dari 75%). Sistem pengolahan tanah dan variasi lebar lorong tanam sangat mempengaruhi bobot kering gulma tetapi interaksi keduanya tidak memperlihatkan hubungan yang nyata. Sistem pengolahan tanah yang menghasilkan bobot kering gulma terendah (174.029 g) terdapat pada T2 , dan ukuran lebar lorong yang memproduksi bobot kering gulma yang paling minimum (98.08 g) adalah lebar lorong 40 cm ( D5). Pertambahan tinggi tanaman jagung, luas daun, dan indeks luas daun, panjang waktu silk delay, bobot biji per tongkol, produksi biji kering, bobot 100 biji, bobot berangkasan dan bobot kering akar tidak dipengaruhi perlakuan sistem pengolahan tanah (T), tetapi keseluruhan peubah-peubah tersebut sangat nyata dipengaruhi perbedaan ukuran lorong pertanaman (D). Terhadap unsur lingkungan yang diukur, sistem pengolahan tanah tidak mempengaruhi penetrasi cahaya yang dapat diteruskan ke bawah kanopi, tetapi terhadap kandungan air tanah sangat nyata berpengaruh. Sedangkan perlakuan variasi lebar lorong, terlihat sangat mempengaruhi penetrasi cahaya dan juga kandungan air tanah. Interaksi kedua faktor yang diteliti untuk keseluruhan paramater pengamatan tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata. Dari hasil peneli tian tersebut disimpulkan bahwa sistem pengolahan tanah dan variasi lebar lorong tanam mempengaruhi dinamika populasi gulma serta pertumbuhan dan produksi jagung. Produksi jagung tertinggi dihasilkan oleh pengolahan intensif pada lebar lorong tanam antara 60 - 70 cmen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPopulasi Gulmaen_US
dc.subjectVariasi Lebar Lorong Tanamen_US
dc.titleStudi Dinamika Populasi Gulma serta Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) pada Berbagai Sistem Pengolahan Tanah dan Variasi Lebar Lorong Tanamen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM953101013
dc.identifier.nidnNIDN8828390019
dc.identifier.nidnNIDN0005015905
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54111#Agroteknologi
dc.description.pages125 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record