Show simple item record

dc.contributor.advisorRusman, Bujang
dc.contributor.advisorWitono, Hari
dc.contributor.advisorH, Asmarlaili Sahar
dc.contributor.authorSitumeang, Ringkop
dc.date.accessioned2022-12-16T05:50:33Z
dc.date.available2022-12-16T05:50:33Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/74422
dc.description.abstractKawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dikelilingi oleh kawasan penyangga (buffer zone) yang mempunyai peran sangat penting sebagai penunjang TNGL dan pemenuhan kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat sekitar TNGL. Jumlah penduduk di sekitar kawasan penyangga umumnya berada cukup tinggt dengan pemilikan lahan yang relatif sempit. Model pengeloiaan lahan umunnya lang terdapat pada wilayah ini terutama di Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat adalah model agroforestry (agrosilvikultur, agrosilvopastoral dan agrosilviaquakultur) dan pertaniaq di samping beberapa tempat dibiarkan sebagai hutan. Namun penggunaan lahan pada kawasan ini umumnya pada kemiringan lebih dari 3\Yo,yang tidak cocok untuk tanaman pangarl Untuk itu perlu adakajian sejauh mana pengaruh beberapa model pengelolaan lahan dan dua kemiringan lereng yaitu lereng yang lebih besar dari 30Yo dan yang lebih kecil dari 30Yoterhadapbeberapa sifat fisika tanah. Penelitian ini dilaksanakan dengan pengamatan lapangan. Contoh tanah diambil di beberapa model pengelolaan lahan dan kerniringan lereng padakedalaman 0-20 cm dari setiap profil yang digali. Pengambilan contoh tanah dilakukan dalam bentuk contoh tanah utuh (undistubed rcil .sample), contoh tanah terganggu (distm'bed soil setiap kedalaman sample) dan contoh agregat utuh (unclistttrbed agregute sonple) pada setiap kedalaman 0 - 20 crn Pengukuran Iaju infiltrasi dan suhu tanah dilakukan langsung di lapangan. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acalr Lengliap Faktorial dengan lima (5) faklor model pengelolaan lahan dan dua (2) faktor kemiringan lereng. Untuk mengetahui adanya perbedaan antara empat rnodel pengelolaan Iahan dengan kontrol (hutan alami) dan kemiringan lereng A - 3A% dan 31 - 6A% serta interaksinya digunakan uji t-Dunnett. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan lindak, ruang pori total dan suhu tanah meninglrat secara nyata bila hutan alami berubah menjadi model agroforestry (agrosilvikultur, agrosilvopastoral dan agrosilviaquakulfur) dan pertanian. Sedangkan kadar air kapasitas lapang, kadar air tersedia, bahan organik tanah menunm secara nyata bila model hutan alami berubah menjadi model agroforestry dan pertanian. Kadar air kapasitas lapang pada kemiringan lereng 0-30% berbeda nyata dan lebih kecil dibandingkan dengan 3l-60%. Sementara laju infiltrasi menit ke-15, 30,45 dan 60 pada kemiringan lereng a - 30% berbeda nyata dan lebih kecil dari laju infiltrasi kemiringan lereng 31 4O%. Sedangkan kandtrngan bahan organik tanah pada kemiringan 0 - 30% berbeda nyata dan lebih besar dari kerniringan lereng 3l - 60%en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSifat Fisika Tanah Hutan Alamien_US
dc.subjectAgroforestry dan Pertanianen_US
dc.titleKajian Sifat Fisika Tanah Hutan Alami, Agroforestry dan Pertanian di Kawasan Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser ( Studi Kasus: Di Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM973102002
dc.identifier.nidnNIDN8827590019
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54111#Agroteknologi
dc.description.pages144 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record