dc.contributor.advisor | Chairunnisa, T | |
dc.contributor.advisor | Sitanggang, J M | |
dc.contributor.advisor | Damanik, R K | |
dc.contributor.author | Abimanyu, Erry | |
dc.date.accessioned | 2022-12-16T05:57:06Z | |
dc.date.available | 2022-12-16T05:57:06Z | |
dc.date.issued | 2004 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/74423 | |
dc.description.abstract | A study on Seed Development of Melinjo ( (jnetum gnemon L) and
the Effects of Heat and Heating Duration on Its Genni nation.
The research consisted of two parts. The first part is the study on seed development_
since flower anthesis up to the stage of physiological maturity, \vhile the second part
is the study on its germination. The objective of the first study is to elucidte seed
development and to establish the stage of physiological maturity. The objective of the
second study is to know the best heating temperature and heating period for seed
gennination. Seeds used in the study were taken from melinjo trees grm\11 in Gedong
Johor, Medan. Flowers were tagged since anthesis, and seeds obseved at weekly
intervals up to physiological maturity. Parameters observed in the first study are seed
diameters, lengths, seed fresh and dry wights, and see moisture content. Ten seeds
were used for each observation, in three replicates. Physiological mature seeds from
the first study are used for the second one. The second study used the Randomized
Block Design with two factors and three replicates. The first factor is heating
temperature at four levels, namely 30°C (Tl), 35°C (T2), 40°C (T3) and 45°C (T4 ).
The second factor is heating period at four levels, namely 2 weeks (Pl), 3 weeks (P2),
4 weeks (P3) and 5 weeks (P4). Parameters at the second stud\· are 2:ennination -· - percentage, growth rate (%/day), abnonnal gennination of seeds(%) and gennination
pattern. Results of the first study show that at 53 DAA (Days After Anthesis ), seed
diameter and seed length increase fast, and slmv down after 95 DAA, fresh and dry
seed weight increase rapidly at 67 DAA and become stable at 95 DAA, seed moisture
content increase rapidly at 18 DAA, reach a maximum value at 67 DAA, while at 74
DAA seed moisture decrease drastically. Physiological maturity is attained at 102
DAA, when the exocarp becomes dark red, and the endocarp is blackish in color.
Results of the second study show that heating temperature and heating period interact
highly significant on seed gennination, abnonnal germination and gro\\th rate.
Highest germination percentage (83.33%) at 25 WAP (Weeks After Planting) are
obtained at T3Pl, heating at 40°C for 2 weeks, follovv·ed by T2P4 (80.00%t T2P2
(61.67%) and T2P3 (51.67%). No germination is observed for the treatments T3P3,
T3P4, T4P2, T4P3 and T4P4. Highest abnonnal seed germination is obtained at T4Pl
(61.11%) and the least at T3Pl (0.36%). It is concluded that heating at 40°C for two
weeks will increase and hasten the gennination of melinjo seeds, however further
research using fluctuating temperatures might be necessary | en_US |
dc.description.abstract | Studi Tentang Perkembangan Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.) serta
Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Terhadap Perkecambahannya
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perkembangan biji melinjo serta
menetapkan fase matang fisiologis biji, untuk menetapkan suhu dan lama pemanasan yang
tepat bagi perkecambahan biji melinjo dan untuk mengetahui interaksi antara suhu clan lama
pemanasan terhadap perkecambahan biji melinjo.
Penelitian ini terdiri atas 2 tahap, penelitian tahap I adalah studi tentang
perkembangan biji melinjo serta menetapkan fase matang fisiologis yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan penelitian tahap II, penelitian tahap ini di lakukan didaerah Gedung
Johor Medan dan Penelitian tahap II dilaksanakan di Desa Rambung Barat Kota Binjai.
Penelitian tahap I menggunakan statistik deskriptif dan penelitian tahap II
menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama
adalah perlakuan suhu terdiri dari 4 taraf yaitu T1 (30°C), T2 (35°C), T3 (40°C) dan T4
(45°C). Faktor kedua adalah lamanya waktu pemanasan, terdiri dari 4 taraf yaitu P1 (2
minggu), P2 (3 minggu), P3 (4 minggu) dan P4 (5 minggu), dengan demikian diperoleh 16
kombinasi perlakuan
Pengamatan pada penelitian tahap I adalah diameter biji (mm), panjang biji (mm),
bobot segar buah (g), bobot kering buah (g) dan kadar air buah (% ), yang dilakukan di
laboratorium dasar-dasar agronomi Universitas Sumatera Utara. Penelitian tahap II
dilaksanakan di laboratorium FMIP A Universitas Sumatera Utara dan dilanjutkan ke
lapangan di Desa Rambung Barat Kota Binjai. Penelitian tahap II bertujuan untuk
mengetahui : proses perkecambahan, persentase biji yang berkecambah (% ), persentase biji
abnormal (%) dan kecepatan tumbuh (% per bari).
Hasil penelitian tahap I memmjukkan bahwa umur 53 HSA perkembangan diameter
dan panjang buah meningkat pesat dan mulai melambat umm 95 HSA , bobot buah segar
dan bobot buah kering umur 67 HSA perkembangan mulai pesat dan mulai stabil pada umur
95 HSA, kadar air biji umm 18 HSA kanduogan air meningkat dengan c.epat dan mencapai
optimum pada umur 67 HSA dan umur 74 HSA kandungan air turun secara drastis, untuk
memperoleh waktu yang tepat untuk masak fisiologis yaitu kulit biji berwama merah tua,
mesocarp berwarna kehitaman dan umur biji mulai antesis sampai matang fisiologi ± 102
hari.
Hasil penelitian ta.hap ke II menunjukkan bahwa interaksi suhu dan lama pemanasan
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase perkecambahan, kecambah
abnormal dan kecepatan tumbuh. Persentase perkecambahan yang terbaik sampai umm 25
MST yaitu pada kombinasi perlakuan T;J>1 yaitu biji di simpan didalam oven dengan suhu
40°C selama 2 minggu sebesar 83,33% diikuti dengan perlakuan T2P4 (80,00 %); T2P2 (61,67
%); T2P1 dan T2P3 (51,67 %); T1P4 (18,33 %); T1P3 (16,67 %); T1P1 dan T1P2 (15,00 %);
T3P2 (l l,67 %); T.J>1 (8,33 %); T3P3, T3P◄, T4P2, T,J>3 dan T.J>4 (0 %). Kecambah abnormal
tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan T4P1 (61,11%) dan kecepatan tumbuh terbaik
pada kombioasi perlakuan T;J>1 (0,356%).
Berdasarkan hasil diatas maka untuk mempertinggi dan mempercepat perkecambahan
biji melinjo melakukan pemberian suhu 40°C selama 2 minggu, namun masih perlu diadakan
penelitian lanjutan dengan pemberian suhu secara berfluktuasi | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.) | en_US |
dc.title | Studi tentang Perkembangan Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.) serta Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan terhadap Perkecambahnnya | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM992101003 | |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI54111#Agroteknologi | |
dc.description.pages | 89 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |