Show simple item record

dc.contributor.advisorS, Nandi
dc.contributor.authorLubis, Sinthia Mahdalina
dc.date.accessioned2018-10-24T01:37:53Z
dc.date.available2018-10-24T01:37:53Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7589
dc.description.abstractDalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari aktivitas keagamaan atau yang biasa di sebut dengan kegiatan religi. Berbagai kegiatan bahkan upacara peringatan dilakukan diberbagai wilayah setiap Negara, dengan tujuan yang sama, yaitu untuk memperoleh kasih sayang dan kebahagiaan dari sang pencipta. Demikian halnya dengan Negara Jepang yang memiliki berbagai macam kegiatan keagamaan. Masyarakat berpikir serta merasa dan bertindak didorong oleh kepercayaan (religion) pada tenaga-tenaga gaib yang diyakini mengisi, menghuni seluruh alam semesta dalam keadaan yang seimbang. Tiap tenaga gaib itu merupakan bagian dari keseluruhan hidup jasmaniah dan rohaniah. Keseimbangan yang harus ada dan tetap dijaga, apabila terganggu maka harus dipulihkan. Memulihkan keseimbangan ini berwujud dalam beberapa upacara, pantangan dan ritus-ritus. Kegiatan-kegiatan upacara atau perayaan yang dilakukan tidak selalu dilaksanakan dari segi religi saja, tetapi berdampingan dengan kegiatan budaya. Karena antara religi dan budaya hampir memiliki kesamaan, namun berbeda antara pengertian maupun pelaksanaannya. Begitu pula dengan Shinto dimasyarakat Jepang sendiri meyakini bahwa dalam ajaran yang merupakan perpaduan antara paham serba jiwa (animisme) dengan pemujaan terhadap gejala – gejala alam mempercayai bahwasannya semua benda baik yang hidup maupun yang mati dianggap memiliki ruh atau spirit, bahkan kadangkadang dianggap pula berkemampuan untuk bicara, semua ruh atau spirit itu dianggap memiliki daya kekuasaan yang berpengaruh terhadap kehidupan penganut Shinto. Mereka beranggapan bahwa alam ini sakti dan diperkuat lagi oleh tabu- tabu dan kegaiban. Shinto mengakui adanya Dewa bumi dan Dewa langit (Dewa surgawi) dan Dewa yang tertinggi adalah Dewi Matahari (Ameterasu Omikami) yang dikaitkan dengan pemberi kamakmuran dan kesejahteraan serta kemajuan dalam bidang pertanian. Oleh karena itu masyarakat di Jepang sangat mempercayai ritus-ritus yang dilakukan dalam ajaran Shinto terutama untuk memuja Dewi Matahari (Ameterasu Omikami) yang dikaitkan dengan kemakmuran dan kesejahteraan serta kemajuan dalam bidang pertanian (beras). Salah satu cara penghormatan untuk pemujaan terhadap Dewi Matahari (Ameterasu Omikami) inilah yang dinamakan dengan Saikeirei. Saikeirei adalah suatu penghormatan kepada Dewi Matahari dengan cara membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit yang dilakukan masyarakat Jepang pada Bulan Juli dan Agustus. Masyarakat di Jepang memuja Dewi Matahari dengan cara penghormatan ke arah matahari. Untuk itu kepada mataharilah mereka beranggapan bahwa sangat penting matahari untuk pertanian mereka yang ada didaerah pertanian tersebut. Dengan cara ini mereka mengungkapkan rasa bersyukur dan terima kasih kepada Dewi Matahari dengan penghormatan mereka yang tinggi terhadap makanan khususnya beras. Bila saja mereka tidak melakukan hal tersebut maka akibat yang mereka dapatkan seperti kutukan bencana, marabahaya dan kemarahan oleh Kami (dewa). Seperti bencana alam atau gagal panen yang umum terjadi, tetapi tidak cenderung dikaitkan dengan kemarahan atau kutukan dari Tuhan. Para petani juga menganggap bahwa menanam padi dalah pekerjaan yang suci, dan untuk peningkatan produksinya, selain terampil dalam teknologi, mereka juga percaya pada Kami (dewa) akan memberikan hasil panen yang melimpah pada mereka. Ruang lingkup permasalahan dalam penelitiaan ini adalah untuk mengetahui kearifan lokal dan dampak budaya Saikeirei bagi masyarakat Jepang. Dalam penelitian ini saya menggunakan metode kepustakaan dan dari internet untuk mengaji data dan mndapatkan datadata atau informasi yang dibutuhkan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan kearifan lokal dalam budaya Saikeirei dan untuk mendeskripsikan dampak budaya Saikeirei terhadap masyarakat petani di Kyushu. Setelah membaca buku-buku yang berhubungan dengan topik skripsi ini, penulis membandingkan teori yang ada kemudian menganalisisnya untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Teori yang saya pakai adalah teori kearifan lokal. Karifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berhasil dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tataan kehidupan masyarakat. Kearifan lokal yang bersumber dari nilai budaya yang dimanfaatkan untuk menata suatu kehidupan kelompok tersebut. Tatanan kehidupan berkenaan dengan interaksi manusia dengan Tuhan, interaksinya dengan alam, dan interaksinya dengan masyarakat. Itu berarti ada norma, aturan, dan etika yang harus diikuti oleh manusia untuk berhubungan dengan sang pencipta agar Dia memberikan berkatnya kepada kita umat manusia. Dan juga menggunakan teori orientasi nilai budaya atau theory oreantation value of culture, soal-soal yang paling tinggi nilainya dalam kehidupan manusia dan yang ada dalam tiap kebudayaan didunia ini menyangkut paling sedikit lima hal, yakni : makna hidup manusia, persoalan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, persoalan waktu, atau persepsepsi manusia terhadap waktu persoalan mengenai pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia dan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Saikeirei memiliki kearifan lokal yang dipercayai oleh masyarakat petani di Kyushu ialah secara keseluruhan mulai dari tahapan hingga unsur-unsur penyembahannya ada beberapa kearifan lokal yang terdapat dalam saikeirei ini yaitu kebersamaan, kebersamaan, menghargai alam dan menghargai roh leluhur.en_US
dc.description.abstract日常生活の中で、宗教の活動から離れない。同じ目的で様々な活動 、例えばセレモニーも各国で実施され、創造主から幸いと愛をもらうため である。そういうことは日本国が様々な宗教の活動を持っている。社会は 均衡的な状態における銀河系の神秘的な力に対しての宗教の信仰を感じて 行動する。各神秘的な力は精神的と肉体的な全体的な人生の部分である。 バランスを守らざる得なく、迷惑されたらもとに戻さなきゃいけない。バ ランスを引き戻すのは儀式とタブーの形にある。 実施された儀式の活動はいつも宗教の見方にするが、文化の活動と ともにある。そういうことは文化と主教が類似点があるが、実施的と意味 的によって違う。日本社会の神道でもそうであり、精霊信仰と自然の現象 に対する崇拝の纏まりの教えの中で、生き物と無生物は魂を持ち、更に時 々そういうものが話せるし、神道の信者に影響を与える権威を持つと認識 している。彼らはこの自然が神秘とタブーに強められると想定している。 神道は地球神と空神と一番偉い神は栄耀栄華とさらに農業の発展に 関係する天照オ三上である。従って、神道の教えの中にされる儀式を非常 に信じており、特に天照オ三上である。天照オ三上に対する崇拝の一つの 方法として最敬礼と呼ばれる 最敬礼とは七月と八月に日本社会にされる日にお辞儀し、天照に対 する尊重である。 日納方向に尊重することによって天照に対する尊重する。そのため 、彼らにとっては農業に火が非常に大切であると推定されている。これで 彼らは食べ物に、特にお米に対して尊重することによって天照に対する感謝の気 持ちを表す。もしそういうことをしなかったら、神様に呪いをもらえ、例 えば災害などである。例えば、一般的に起こる災害は神様の怒りにかかわ っているわけではない。農家たちもお米を植えることが聖なる仕事とその 生産を増えるために、巧みな技術以外に、神様を信じていい結果を収穫で きる。 本研究の問題範囲は日本社会にとって最敬礼が文化の影響とロカー ルの知恵である。本研究は筆者が必要な情報を得るために参考の方法とイ ンターネットの情報を収集する。 この研究の目的は、最敬礼という文化の中のロカール的な知恵を描 写するためであり、九州にある農家の社会に対する最敬礼の文化の影響を 記述するためである。この研究のテーマに関する本を読んだ後、筆者があ る理論を比較し、この研究の基本として使用して分析する。 筆者に使用された理論は炉カール的な知恵の理論であり。ロカール 的な知恵は社会の生活を整う文化の価値が社会から生み出した知恵である 。ロカール的な知恵はあるグループの生活を整うと利用される文化から生 み出される。人間の生活の整理は神様に関係し、自然との対応と社会との 対応である。その意味は人間を神様に恵められるために、製作者にかかわ る人間がある道徳と倫理を従うべきである。 それに配向性の理論あるいは文化の価値との配向性理論を使 用し、人間の生活による各国の諸文化における価値は少なくとも五つの事 にかかわる。それは、人生の意味、自然と人間との関係、時間の問題、一 人と一人の人間の関係と行為、制作、仕事についての問題に対する人間の 知覚である。 最敬礼は九州にある農家たちに信じられるロカール的な知恵を持ち 、全体的に最初の段階から崇拝の要因までいくつかの最敬礼におけるロカ ール的な知恵は絆、自然の賞玩と先祖の魂である。en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectBudaya Saikeireien_US
dc.subjectMasayarakat Petani Jepangen_US
dc.titleBudaya Saikeirei pada Masyarakat Petani di Kyushuen_US
dc.title.alternativeKyushu No Noumin Shakai Ni Okeru Saikeirei Bunkaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM130708086en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record