dc.description.abstract | Jepang merupakan negara yang memiliki banyak kebudayaan. Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Di Jepang kebudayaan ada yang asli dan ada juga perpaduan dengan kebudayaan asing. Kebudayaan terbentuk dari banyak unsur yang rumit, salah satunya sistem kepercayaan atau agama. Istilah agama atau shuukyou sendiri mulai populer sejak masa Meiji (1868-1912). Agama utama di Jepang meliputi Shinto, Buddha, dan Kristen. Shinto dikatakan sebagai agama alamiah yang lahir dan berkembang sejak zaman prasejarah dan mengalami pengaruh dari Buddha dan Kristen.
Mayoritas orang Jepang bersikap sangat toleran terhadap ajaran agama yang ada, termasuk dalam hal melibatkan diri dalam beberapa agama sekaligus. Sikap toleransi itu juga tercermin dalam hal penerimaan terhadap agama yang datang dari luar serta kebebasan dalam mengembangkan aliran agama baru (sekte).
Kehidupan beragama masyarakat Jepang dapat pula dicari dari sepanjang sejarah bangsa tersebut. Masyarakat Jepang kuno, sudah mempunyai kebiasaan penyembahan alam dan penyembahan roh leluhur. Di Jepang ada beberapa tempat yang dianggap suci, diantaranya adalah Osorezan (gunung Osore). Osorezan merupakan gunung yang dianggap paling suci, dimana roh-roh orang mati dipercaya akan berkumpul di sana. Menurut legenda, roh orang mari menetap di Osorezan. Osorezan terletak di tengah pulau Shimokita terfokus di sekitar kaldera danau Usori-ko. Nama Osorezan sebenarnya adalah nama untuk sekelompok pegunungan yang mengelilingi cekungan, termasuk Tsuguri-san, Jizoyama, Keito-san, Maruyama, Ozukushiyama, Kitaguni-zan dan Byobusan.Osorezan telah mejadi bagian dari utara taman nasional Honshu dunia, yaitu Shimokita National Park. Sejak zaman kuno ini telah dikatakan tempat di mana roh-roh orang mati berkumpul, dan gadis-gadis suci yang disebut Itako yang dikatakan dapat memungkinkan orang mati berbicara melalui mereka juga ada di sini.
Pada tahun 862, Yang Mulia Ennin membuka Osorezan untuk menanggapi sebuah wahyu dalam mimpinya. Karena dia mengabadikan Jizo (wali Boddhisatva anak-anak) untuk beribadah, penyembahan Jizo tetap menjadi fondasi Osorezan bahkan sekarang. Osorezan juga disebut sebagai Dread Mountain yang artinya pintu gerbang ke neraka, di mana merupakan tempat jiwa berhenti di dalam perjalanannya menuju ke dunia bawah. Menurut legenda Buddha di Jepang, saat kita meninggal, jiwa kita harus menyeberangi Sungai Sanzu ke alam baka. Sungai ini merupakan sungai sempit yang berasal dari Osorezan menuju ke danau Usori. Dipercaya terdapat 3 persimpangan di sungai ini. Jika berbuat baik semasa hidupnya makan akan melewati atas jembatan. Jika berbuat datar-datar saja, jiwanya akan melewati jalur dangkal di seberang sungai. Dan jika berbuat jahat semasa hidupnya maka akan melewati air sungai yang penuh dengan setan dan teror yang tak terampuni.
Di Osorezan juga terdapat Kuil Bodaiji yang paling banyak dikunjungi wisatawan ketika ke Jepang. Kuil Bodaiji terletak di Osorezan, kuil ini berada di peringkat pertama bersamaan dengan Koyasan dan Hieizan. Kuil ini adalah salah satu dari tiga tempat paling suci di Jepang. Kuil ini ditemukan dari 1000 tahun yang lalu oleh seorang pendeta Buddha untuk mencari sebuah gunung suci yang menyerupai dunia Buddha. Setiap tahun diadakan Festival Bodaiji pada tanggal 22-24 juli. Festival ini menarik orang-orang yang baru saja kehilangan orang yang mereka cintai dan mereka berharap bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah meninggalkannya. Hal ini sering dilakukan oleh Itako.
Itako juga dikenal ichiko atau ogamisama adalah wanita buta yang telah menjalin latihan spritual ekstensif. Untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal, mereka harus melakukan situal pemurnian yang ketat selama tiga bulan sebelum hari gestival berlangsung. Terdapat juga kepercayaan bahwa, mereka tidak akan terlahir kembali jika orang tua mereka belum berhasil menyeberangi sungai. Banyak jizo ditempatkan di daerah ini untu membantu anak-anak menyeberang. Jizo adalah pelindung anak-anak di jepang.
Jizo adalah patung biksu kecil mirip patung Buddha yang sering diberik pakaian berupa topi kain dan celemek dada anak kecil berwarna merah. Diantara jiwa-jiwa yang berusaha menyeberangi sungai adalah jiwa anak-anak yang meninggal dan bayi yang belum lahir yang membangun tumpukan kerikil di sepanjang dasar sungai (Sai no Kawara) dalam upaya untuk sampai ke sisi lain. Mereka didukung oleh Jizo, yang melindungi jiwa-jiwa dari setan jahat, yang terus menerus berusaha menghancurkan tumpukan kerikil. Jizo ini diyakini sebagai pelindung anak-anak dan pembimbing agar tidak tersesat di jalannya menuju ke kehidupan alam baka. Maka, secara umum ada beberapa fungsi dari Osorezan , yaitu sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi para roh leluhur, sebagai tempat penyembahan atau jiarah, sebagai tempat konsultasi dengan Itako, dan sebagai tempat wisata. Pemandangannya vulkaniknya yang unik terdiri dari gas belerang yang berasal dari berbagai lokasi dan air panas mengalir ke empat mata air serta danau asam, batuan berbentuk aneh, dan kolam dengan berbagai warna. Ada juga banyak monumen keagamaan, baik permanen maupun temporer, seperti patung arca batu, steles mayat kayu, dan kerikil menumpuk dalam bentuk gunung kecil. | en_US |