dc.description.abstract | Meskipun Jepang terkenal dengan perkembangan teknologinya yang sangat pesat, namun masyarakatnya tetap menjunjung budaya-budaya tradisional Jepang. Hal ini dapat kita lihat dalam keseharian masyarakatnya, seperti halnya tradisi mandi pada orang Jepang. Tradisi mandi di Jepang mulai dikenal sejak zaman kuno, pada awal perkembangannya mandi pada masyarakat Jepang bertujuan sebagai bagian dari terapi kesehatan dan ritual keagamaan, budaya mandi sebagai ritual keagamaan di Jepang semakin diperkuat dengan masuknya agama Budha ke Jepang pada abad keenam.
Ofuro merupakan bak mandi tradisional Jepang yang tebuat dari kayu hinoki yang dianggap suci, namun sekarang banyak yang terbuat dari plastik ataupun stainless fibre. Untuk menikmati ofuro seseorang harus duduk berendam hingga sebatas bahu. Sebelum masuk ke dalam ofuro seseorang harus terlebih dahulu membilas tubuh hingga bersih, karena air didalam ofuro digunakan berulang-ulang. Bagi sebagian rumah tangga air bekas ofuro akan dipakai untuk mencuci kain keesokan harinya. Sebelum berkembangnya ofuro pribadi pada rumah tradisional Jepang, orang Jepang mengenal pemandian umum seperti sentō, onsen maupun rotenburo.
Penggunaan ofuro pada rumah tangga Jepang biasanya mendahulukan laki-laki paling tua ataupun orang yang dituakan. Namun bila ada tamu, tamu akan dipersilahkan untuk menggunakan ofuro pertama kali lalu diikuti dengan laki-laki tertua dan anak laki-laki, sedangkan para wanita akan mandi paling akhir. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, karena mereka yang pertama kali menggunakan ofuro akan mendapatkan air yang sangat bersih dan panas. Untuk berendam di dalam ofuro seseorang harus melepaskan seluruh pakaiannya, hal ini dimaksudkan agar air tidak tercemari debu-debu dari pakian. Mandi dengan menggunakan ofuro tidak hanya bertujuan sebagai sarana pembersihan diri, tetapi menjadi sarana relaksasi yang mampu menenangkan jiwa.
Bagi orang Jepang budaya mandi bersama merupakan hal yang biasa, mereka terbiasa pergi ke pemandian umum sejak kecil. Biasanya anak kecil akan pergi mandi bersama orangtuanya, dan saling menggosok badan. Hal ini menciptakan kedekatan antara anak dan orang tua, karena pada saat mandi mereka akan melakukan skinship, yang membuat keterbukaan antara anak dan orang tua. Bahkan, sebuah riset pada anak kelas 2 SMP di Jepang membuktikan bahwa mereka yang masih mandi bersama orangtuanya cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mandi bersama orangtuanya.
Sebelum maraknya penggunaan ofuro pada rumah tangga Jepang, masyrakat akan pergi ke sentō untuk berendam air panas. Umumnya keberadaan sentō dalam lingkungan masyarakat menjadikan sentō sebagai tempat mereka bertemu dan bersosialisasi. Ketika mengunjungi sentō seseorang akan bertemu dengan orang lain diluar ruang lingkup keluarga. Mereka akan bertemu, bergaul dan bertukar informasi. Mandi bersama dalam ofuro pemandian umum memiliki banyak makna bagi orang Jepang. Mereka tidak hanya akan mandi bersama orang yang tidak mereka kenal, tetapi mereka juga akan membuka diri dengan orang lain.
Biasanya seseorang akan pergi ke pemandian umum bersama keluarga, teman kantor, komunitas maupun tetangga. Ketika seseorang pergi ke pemandian umum dan mandi bersama terciptalah konsep “hadaka no tsukiai” sebuah konsep pergaulan yang didapat saat seseorang pergi mandi ke pemandian umum seperti onsen, rotenburo maupun sentō. Saat seseorang masuk dan berendam mereka tidak hanya menanggalkan pakiannya, tetapi juga menanggalkan status sosial mereka. Mereka akan saling terbuka satu sama lain, dan saling mempercayai.
Selain sebagai salah satu tempat untuk bersosialisasi bagi masyarakat Jepang, keberadaan ofuro (tradisi mandi) pada masyarakat Jepang memiliki banyak manfaat, terutama manfaat air mineral yang terkandung di dalam onsen,dan rotenburo memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain itu, pemandian umum juga menjadi sarana rekreasi bagi keluarga di Jepang, banyak yang pergi berlibur ke rotenburo untuk menikmati berendam dengan dikelilingi pemandangan alam Jepang yang sangat indah. Bahkan pergi ke pemandian umum untuk mengadakan pertemuan rekan bisnis juga sering dilakukan, mengingat saat berendam, seseorang menjadi polos dan tidak tertutup, ini dinilai sebagai simbol kejujuran.
Meskipun saat ini penggunaan ofuro pada rumah tangga Jepang sudah banyak ditemui, tetapi tradisi pergi ke pemandian umum masih tetap berlangsung. Biasanya mereka akan pergi ke pemandian umum saat malam hari sepulang kerja maupun sekolah. Mereka akan berbaur bersama orang lain dan menjalin komunikasi antar pengguna pemandian. Hal ini membuktikan bahwa, mandi di pemandian umum memberikan pengalaman yang lebih daripada pemandian rumah.
Dapat disimpulkan bahwa keberadaan ofuro pada masyarakat Jepang memiliki banyak manfaat, selain sebagai sarana sosial, terapi kesehatan , juga sarana rekreasi, baik yang dilakukan bersama keluarga maupun kenalan, ataupun rekan bisnis. | en_US |