Analisis Respon Beban Angin pada Bangunan Beton Tingkat Tinggi yang Menggunakan Sistem Outrigger Truss
Abstract
Bangunan tingkat tinggi merupakan suatu bukti dari perkembangan dan kemajuan dari
suatu negara. Inovasi di dalam dunia teknik sipil terus mengalami kenaikan seiring dengan
peningkatan kebutuhan dan perkembangan zaman. Sistem struktur pada bangunan tingkat
tinggi juga mengalami kemajuan dan semakin beragam pula penggunaannya, dengan tujuan
untuk dapat menahan beban yang bekerja secara lateral yaitu beban angin dan beban gempa
yang dianggap sangat berbahaya bagi keamanan dan kestabilan suatu struktur. Beban angin
merupakan suatu fluida yang sifatnya dinamis serta mengalami kenaikan kecepatan dan
tekanan seiring dengan pertambahan ketinggian, sehingga dianggap berbahaya bagi suatu
struktur yang bertingkat tinggi.
Salah satu sistem struktural yang cukup efektif digunakan untuk menahan beban
lateral pada bangunan tingkat tinggi adalah sistem outrigger truss. Sistem struktural yang
masih kurang dikenal di Indonesia ini merupakan sejenis bracing (pengekang) yang dalam
aplikasinya tidak direncanakan di semua lantai pada bangunan tingkat tinggi. Outrigger
dipasang dengan cara menghubungkan core wall dari suatu bangunan dengan kolom terluar
pada suatu bangunan bertingkat tinggi dengan tujuan untuk menambah kekakuan dan
kekuatan suatu struktur.Penggunaan outrigger ini dapat dipasang pada beberapa lantai
(double) ataupun hanya satu lantai saja (single) sesuai dengan kebutuhan perencanaan dan
ketinggian gedung. Outrigger yang prinsip kerjanya mengakukan suatu lantai pada bangunan
tingkat tinggi ini, dapat direncanakan dengan profil baja yang dipasang diagonal ataupun
berupa dinding beton.
Salah satu manfaat utama dari pemasangan outrigger ini adalah mampu mereduksi
displacement dan bahaya dari inter-storey drift yang ditimbulkan akibat beban lateral yang
bekerja pada bangunan tersebut. Hasil perhitungan dan analitis telah membuktikan bahwa
penggunaan outrigger dapat mengurangi displacement serta inter-storey drift dibandingkan
dengan bangunan yang tidak menggunakannya.Lokasi optimum dari pemasangan outrigger
ini juga dapat ditentukan melalui perhitungan analitis jika dipasang single ataupun dapat
melalui perkiraan yaitu pada sekitar pertengahan ketinggian bangunan. Selain itu, parameter
yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi optimum pemasangan single outrigger ini
adalah parameter defleksi lateral.
Collections
- Undergraduate Theses [1480]