Floriculture Research and Market Centre ( Green Architecture )
View/ Open
Date
2010Author
Kuntari, Nur Ratih
Advisor(s)
Bahri, Samsul
Andalucia
Metadata
Show full item recordAbstract
Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet
rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang,
memiliki keragaman bunga dan tanaman hias ( floriculture ) yang cukup besar. Namun
kekayaan flora tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal dan belum ditangani dengan
sungguh-sungguh. Bila dikelola dengan baik, kekayaan tersebut dapat menjadi potensi
yang mendukung perekonomian nasional kita.
Bicara tentang flora dan fauna tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang
hutan, khususnya hutan tropis. Keanekaragaman flora dan fauna merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari hutan tropis. Lebih dari 70 persen jenis tumbuhan dan satwa (berarti
lebih dari 13 juta jenis) di dunia hidup di hutan tropis. Berbeda dengan hutan di daerah lain
yang jenis pohonnya hanya beberapa segelintir saja, di hutan tropis dapat ditemukan lebih
dari 200 jenis pohon per hektarnya. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1
jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama
meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru
bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2. Menyusutnya luas hutan membuat
konsentrasi CO2 merupakan salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu,
rusaknya hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan yang
terkandung didalam tanah juga terganggu. Keadaan ini membawa indonesia kepada isu
global warming.
Collections
- Undergraduate Theses [1224]