Pengaruh Pasangan Usia Subur dan Pengguna Alat/Cara KB terhadap Angka Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1998-2012.
View/ Open
Date
2014Author
Lumban Batu, Lisna
Advisor(s)
Arriswoyo, Suwarno
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada tiga abad yang lalu, masalah kependudukan telah dipelajari oleh para ahli
kependudukan tapi berlangsung relatif lama. Namun permasalahan kependudukan
baru mendapat perhatian lebih serius ketika dipublikasikannya buah pemikiran
Robeth Thomas Malthus pada tahun 1976 yang dikenal dengan ‖Prinsip
Kependudukan‖ yang sampai sekarang masih berharga. Di Indonesia, dewasa ini
semarak dengan masalah pertumbuhan penduduk karena pertumbuhan penduduk
ini adalah masalah penting yang sangat membutuhkan perhatian dan pembahasan
yang serius dari peminat dan ahli kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali, cepat dan tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya
tekanan-tekanan berat pada sektor pangan, pendidikan, fasilitas kesehatan,
kesempatan kerja, tempat tinggal dan lingkungan hidup dan lain-lain. Hal ini
diperkuat oleh teori Malthus yang mengatakan: Apabila tidak ada pengekangan,
pengendalian, jumlah penduduk cenderung berkembang jauh lebih cepat
dibanding kebutuhan kehidupan khususnya pangan. Dalam arti jumlah penduduk
bertambah menurut deret ukur sedangkan kebutuhan kehidupan khususnya pangan
bertambah menurut deret hitung.
Pada hakekatnya pertumbuhan penduduk Indonesia dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yaitu tingkat kelahiran (fertilisasi), tingkat kematian (mortalitas), dan
migrasi. Dalam skala makro dan nasional pengaruh migrasi dapat dikatakan nihil tetapi tingkat kelahiran dan kematian sangat besar pengaruhnya bagi laju
pertumbuhan penduduk.