Show simple item record

dc.contributor.advisorAbdillah, Wahyu
dc.contributor.advisorHarisdani, Devin Defriza
dc.contributor.authorSiregar, Anggy P
dc.date.accessioned2023-01-02T06:23:30Z
dc.date.available2023-01-02T06:23:30Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79727
dc.description.abstractKemahsyuran nama tembakau deli hingga ke penjuru dunia, memang sudah tidak diragukan lagi. Dimulai sejak penjualan tahun 1860-an di Rotterdam, tembakau deli sudah mendapat perhatian khusus para penikmat cerutu. Tembakau deli yang lazim digunakan sebagai dekblaad (lapisan terluar dari cerutu, disebut juga pembalut atau wrapper) memiliki rasa dan aroma yang khas yang berbeda dengan tembakau lainnya. Begitu juga dengan elastisitas daunnya yang baik sehingga memiliki daya bakar yang merata serta warna abu yang putih. Karakteristik dan kualitas terbaik yang dimiliki tembakau deli tersebut yang menjadikannya incaran di pasar tembakau dunia hingga kini. Kontribusi perkebunan Deli (sebagai penghasil varietas tembakau deli) terhadap Kota Medan dan Sumatra Utara tidak dapat dipungkiri. Wilayah perkebunan yang terbentang antara Sungai Ular dan Sungai Wampu mampu mengakselerasi pembangunan yang sangat pesat hingga tampilnya Medan sebagai kota warisan kolonial yang maju yang dibangun dengan berbasis perkebunan. Secara langsung, dampak perkebunan Deli telah menginspirasi dan menjadi tonggak perkembangan kota Medan yang sangat signifikan. Kiranya, hal tersebut telah menjadi identitas Sumatera Utara khusunya Medan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleDeli Tobacco Museum (Arsitektur Simbolis)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM050406046
dc.identifier.nidnNIDN0010087305
dc.identifier.nidnNIDN0010087510
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI23201#Arsitektur
dc.description.pages151 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record