dc.description.abstract | Rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya, asap yang dihasilkan
mengandung berbagai senyawa genotoksik. Di bidang kedokteran gigi, salah satu
manifestasi merokok terhadap jaringan rongga mulut ialah perubahan epitel oral
seperti adanya lesi mukosa oral. Merokok dapat menunjukkan perubahan pigmentasi
gingiva. Sejatinya perubahan pigmentasi bukanlah lesi pre-neoplastik melainkan bisa
menjadi biomarker perjalanan penyakit. Klinisi harus memeriksa dengan cermat
jaringan gingiva untuk melihat adanya lesi lain yang mungkin dapat dipicu oleh
tembakau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran klinis dan menganalisis
derajat pigmentasi gingiva akibat kebiasaan merokok berdasarkan kategori usia,
frekuensi dan lama merokok. Metode penelitian ini bersifat observasional analitik
melalui pendekatan cross sectional. Clinical oral photograph digunakan sebagai alat
untuk mengamati pigmentasi gingiva kemudian diukur dengan derajat DPI dan DOPI.
Foto ditinjau di monitor dengan layar LCD kemudian, peneliti mengevaluasi semua
foto dan menganalisisnya. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-square dan
dilanjutkan dengan uji Contingency Coefficient untuk mengetahui hubungan pada
setiap variabel dan mengetahui keeratanya. Hasil yang diperoleh penelitian ini
menunjukkan terdapat pengaruh frekuensi merokok terhadap peningkatan derajat
pigmentasi gingiva dengan nilai signifikansi p=0,002 pada DPI dan p=0,00 pada
DOPI (p<0,05). Frekuensi memiliki nilai keeratan tertinggi dengan nilai 0,430 dan
0,472 pada DPI dan DOPI. Durasi dan kelompok usia kurang mempengaruhi secara
statistik terhadap perubahan pigmentasi gingiva. Kesimpulan penelitian ini bahwa terdapat perubahan derajat pigmentasi gingiva akibat kebiasaan merokok yang
dipengaruhi oleh frekuensi merokok tetapi durasi dan kelompok usia merokok kurang
mempengaruhi. | en_US |